Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Upgrade Your Work Place", Mari Memanusiakan Manusia

26 Agustus 2018   00:16 Diperbarui: 26 Agustus 2018   03:40 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekerja adalah pilihan hampir semua manusia. Dengan bekerja setiap manusia berharap mampu memenuhi semua kebutuhannya, atau minimal kebutuhan utamanya.  Dengan bervariasinya tingkat pendidikan dan pengalaman yang dimiliki  oleh seorang karyawan tentunya sangat berpengaruh terhadap tipe pekerjaan yang diperoleh, cara karyawan dalam bekerja, cara karyawan dalam memecahkan masalah, dan yang paling penting adalah SANGAT BERPENGARUH TERHADAP NOMINAL PENGHASILAN karyawan tersebut.

Ketika berbicara mengenai pekerjaan dan pekerjanya, saya sendiri agak sedikit bingung, apakah yang benar adalah mengambil titik awal dari owner, perusahaan, pejabat perusahaan sampai ke posisi terbawahnya. Atau dimulai dari posisi terbawah dalam perusahaan sampai kepada owner dari perusahaan tersebut.

Yang pasti yang menjadi perhatian saya adalah "Cara yang dilakukan oleh Perusahaan (kedepannya saya sebut dengan work place) menghargai setiap pekerjanya, baik dari sisi hasil kerjanya atau dari sisi personalnya".

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa  Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam hal ini boleh saya katakan bahwa pekerja atau tenaga kerja atau karyawan adalah kekayaan atau investasi suatu work place, sebuah work place tidak bisa melakukan aktivitas pekerjaan bila tidak ada pekerja , atau suatu work place akan memiliki grafik menurun atau mungkin grafik tidak beraturan bila memiliki pekerja namun tidak dapat mengeluarkan semua kemampuannya dengan baik sesuai dengan yang diinginkan sebuah work place.

Pertanyaan yang ingin saya lontarkan (semoga mewakili jutaan pekerja diluar sana) adalah seberapa besar sebuah work place (seperti yang menjadi perhatian saya) mampu memanusiakan manusia yang notabene seluruh karyawannya, yang dengan sangat jelas telah memberikan support untuk suatu work place.

Berkaca dari prinsip yang diusung dan banyak didengungkan namun belum tentu dijalankan adalah prinsip HCM , Human Capital Management, bahwa human capital management berfokus pada penambahan dan menciptakan value untuk pengembangan manusia (Kearns,2006), dalam hal ini sebuah work place harus mampu menciptakan suatu culture "setiap karyawan dapat mengepakkan sayapnya". Artinya disini karyawan tidak saja berfungsi sebagai supporter (karena karyawan bukan tim hura hura pertandingan bola saja), tidak saja sebagai tenaga penunjang, namun lebih dari itu.

Seiring berjalannya waktu dan semakin sensitif semua indera yang saya miliki, ditambah fungsi saya sebagai motivator lokal, kepentingan karyawan, kesejahteraan, kepuasan kerja dan segala hal mengenai karyawan yang menurut saya tidak benar, menyadarkan dan membangunkan pikiran bahwa harus ada yang bergerak untuk merubah atau minimal melakukan UPGRADE dalam sebuah TEMPAT KERJA.

Sekarang mari kita sikapi bersama, sebuah work place berlomba menyematkan ISO, entahlah berapa jenis ISO yang akan disematkan. Contoh saya ambil ISO 9001:2015 yang didalamnya tertera hal yang menurut saya sangat krusial adalah mengenai issue UNDERSTANDING. Dari understanding ini work place dan jajarannya berharap semua MANPOWER sangat memahami bisnis proses company, tidak ada satu huruf pun terlewati dan tidak dipahami oleh semua man power tadi.

Lucu, dari banyak hal yang tertera di label-label bertaraf internasional itu, hal yang menurut saya harus benar-benar di upgrade adalah cara para pejabat diatas sana. Pernah sekali waktu saya lontarkan pertanyaan, 

"Pa, apa sih yang diinginkan dari ISO ini?"

"Yaa, pokonya kalo bos besar maunya itu, ya ikuti saja lah, saya juga ga tau mau sampe mana, yang penting pas audit semua rekaman beres"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun