Dalam sadarku aku memahamiÂ
Aku bukanlah kau
Wibawa yang terbungkus dengan rapi
Membiusku untuk tunduk padamu
Kau berkuasa dengan telunjukmu
Firman Tuhan kau suguhkan dengan senimu
Membuatku terpasung secara nyata
Aku hidup antara ada dan tiada
Wahai Paduka
Aku permaisurimu, bukan selirmu
Namun ucapku tak pernah bermakna
Aku sang Ratu bukan budakmu
Namun jentikkan jari tak dapat berbantah
Aku ingin terpisah karena maut
Namun sepertinya jalan sangat terlalu jauh
Aku lelah diatas panggung
Namun rupanya layar sulit untuk tertutup
Wahai Paduka,
Ampunilah hamba yang sudah terkulai