Mohon tunggu...
Citra Permatasari
Citra Permatasari Mohon Tunggu... Administrasi - ikuti kata hatimu tapi gunakan juga otakmu

Saya menyukai hal apapun yang menarik dan baru, senang bertemu dan diskusi dengan orang baru juga. Hidup itu unik, Tuhan menciptakan seseorang manusia bukan tanpa tujuan. Setinggi apapun sekolahmu, sopan santunmu tetap harus dijaga, dimanapun dan kapanpun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dikit-dikit Salah Pemerintah

16 Agustus 2018   14:08 Diperbarui: 16 Agustus 2018   14:14 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
journalonnet.wordpress.com

Jumlah penduduk yang selalu bertambah di setiap tahunnya memberikan keuntungan maupun sisi negatif juga. Jika kita lihat dari positifnya yaitu negara Indonesia tidak akan takut kekurangan sumber daya manusia yang melimpah dengan berbagai skill dan kompetensinya, sedangkan sisi negatifnya membuat pemerintah terkadang kewalahan dengan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sehingga harus ada program dan anggaran berlebih untuk penduduk yang tidak sedikit dan terus bertambah.

Naiknya jumlah penduduk menimbulkan berbagai masalah sosial di masyarakat seperti tindak kejahatan meningkat, kemiskinan, pengangguran, dan program pembangunan yang tidak merata. 

Arus urbanisasi yang meningkat menjadikan kota sebagai tujuan utama mencari pekerjaan dan menetap. Yang menjadi faktor penarik arus urbanisasi ialah fasilitas umum seperti pendidikan, kesehatan, perumahan,pasar, pusat perbelanjaan yang lebih lengkap jika dibandingkan di daerah yang ditinggalkan. 

Masyarakat sebagai pelaku urbanisasi ini biasanya membawa serta keluarga mereka untuk tinggal lebih dekat tetapi yang sangat disayangkan yaitu identitas yang mereka miliki masih di daerah bahkan ada juga yang tidak memiliki identitas sama sekali.

Beranak cucu jauh dari kampung halaman membuat pemerintah daerah tidak bisa memberikan kontrol yang signifikan terhadap pertumbuhan jumlah penduduknya yang bekerja di kota.

Para urban yang minim dalam skillnya seringkali memaksakan diri untuk tinggal dengan keadaan sangat sederhana, yang penting masih bisa bertahan hidup. Alhasil sering kita jumpai di perkotaan besar pemukiman kumuh di pinggir sungai, kolong jembatan dan masih banyak lagi.

Terlalu banyak jumlah penduduk yang tinggal di kota besar menjadi masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan cepat, membutuhkan proses serta kesadaran dari masyarakat sendiri. 

Kebiasaan membuang sampah sembarangan di parit, selokan , sungai membuat mampet apabila terjadi hujan lebat sehingga banjir yang datang menggenangi rumah warga. Jika terjadi seperti ini masyarakat akan menyalahkan pemerintah yang lamban dan tidak bisa bekerja untuk rakyat. 

Warga yang tinggal di pemukiman kumuh terkena gusur karena pembangunan, pemerintah lagi yang disalahkan karena tidak peduli denga warga miskin. 

Bantuan pemerintah bagi warga masyarakat tidak merata, pemerintah disalahkan karena tebang pilih dalam memberikan bantuan padahal banyak di kota yang tinggal identitasnya belum terdaftar di lingkungan setempat setempat, pendatang yang tidak lapor dengann ketua RT setempat. 

Sampah berserakan di mana-mana sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap, yang ini bukan salah pemerintah karena masyarakat juga kurang peduli dengan lingkungan, begitu mudahnya membuang sampah sembarangan tanpa peduli sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun