Di reruntuhan waktu, terpaut jenuh
Dalam hampa haru, hati berkeluh
Langkah tersendat, dalam kabut kelam
Di mata yang lelah, angan tergulam
Panas menyengat, dingin menusuk tulang
Jiwa merintih, dalam kekosongan yang mengalir panjang
Bertanya pada langit, mengapa jenuh tak pergi
Di antara cahaya, gelap terkubur rapi
Pahit getir hidup, dalam gelombang jenuh
Mimpi-mimpi terputus, di lautan kelelahan yang mendalam
Namun di sela-sela kepenatan, terdengar suara
Mengajak langkah, merangkul mentari yang merona
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!