Mohon tunggu...
Adhi Saputra Batubara
Adhi Saputra Batubara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance

Whatever your problem smile

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Polusi

30 November 2023   00:11 Diperbarui: 30 November 2023   00:14 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva/Diolah penulis

Di sebuah kota besar bernama Jakarta, hiduplah seorang anak kecil bernama Bima. Bima adalah anak yang ceria dan penuh semangat. Dia sangat suka bermain di taman kota setiap hari setelah pulang sekolah.

Namun, seiring berjalannya waktu, Bima mulai merasa sesak napas setiap kali bermain di taman. Udara di kota semakin hari semakin buruk. Polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan dan pabrik semakin parah.

Bima merasa sedih. Taman yang biasanya menjadi tempat bermainnya kini menjadi tempat yang membahayakan kesehatannya. Dia merasa kehilangan kebebasannya untuk bermain dan menikmati udara segar.

Bima punya seorang kakek yang dulu adalah seorang aktivis lingkungan. Kakeknya sering bercerita tentang betapa indahnya Jakarta sebelum polusi udara menjadi masalah. Bima merasa terinspirasi oleh cerita kakeknya dan memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Bima mulai dengan hal kecil. Dia mulai menggunakan sepeda ke sekolah untuk mengurangi emisi gas buang. Dia juga mulai mengajak teman-temannya untuk melakukan hal yang sama. Selain itu, Bima juga mulai menanam pohon di sekitar rumahnya untuk membantu membersihkan udara.

Perlahan tapi pasti, usaha Bima mulai membuahkan hasil. Banyak teman-temannya yang mulai menggunakan sepeda dan menanam pohon. Meski perubahan yang terjadi tidak langsung terlihat, Bima yakin bahwa setiap usaha kecil akan membawa perubahan besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun