Penghuni Muara
Sampah tak hancur
Kau buang seenaknya
Siang malam tiada waktu jeda
Menusuk mata kami
Hingga air mata tak kuasa mengalir
Menyumbat hidung
Bau tak sedap mengumpul
Menyatu dalam darah
Mengotori otak
Beranak pinak
Mulut-mulut menganga
Lantang bersuara
Lalu membentur mega
Menguap bersama teriknya siang
Begitu menggoda
Nun jauh di sana
Ia tak pernah merasa
Korban-korban berjatuhan
Bagai nyamuk menggelepar
Mandi hujan racun semprotan
Dengan uang ia pamer kekuasaan
Dengan kekuasaan ia pamer kekeluargaan
Mencengkeram
Mempertahankan
Sementara,
Penghuni muara hanya mampu mengurut dada
Sesekali mereka berdoa
Semoga berakhir dan tak terjadi apa-apa
Banjarmasin, 1 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H