Penjelajah Belantara
kau belah belukar lagi setelah lama liburan
hingga lupa mengenali tumbuhan
pada lembar catatan
tempat duduk menjadi deretan pohon asing
kau coba kenang
agak ragu menyebut nama
sekian bulan kelas menjadi belantara tanpa penghuni, tanpa suara
corona telah menutup paksa
takut tewas diterkam macan ketika memasuki belantara
"benarkah yang dipojok kanan depan, ini tempat tumbuhnya," ujarmu
kau terus saja mengeja nama pohon
padahal pada dahannya melekat kepandaian,
keterampilan,
dan budi perkerti
melayanglayang di depan mata
keraguan kian nyata
kau tersesat di belantara
"aku harus tulis angka berapa?" tanyamu
kampak di tangan menarinari
membelah kepulan asap
tak juga mendarat
"bukankah setiap pohon memiliki rekaman pada setiap pertumbuhannya. Bukankah ketika memasuki belantara kau selalu bertabik, masih saja lupa?"
ah, guru, penjelajah belantara
sekian lama belantara dijelajahi
berapa kali perkemahan mesti diperbaiki?
untuk hafal jenis pohon dan tingginya
hingga ukuran sesuai yang ada
sungguh, sejak pertama memasuki belantara
nama dan tinggi pohon sudah melekat
pada dirinya
sementara proses selanjutnya
hanyalah meyakinkan saja
dan perbaikan seperlunya
tidak usah gusar, Rekan!
tidak hanya kau yang berada dalam kesesatan
sepertinya aku pun melakukan
Banjarmasin, 13 Agustus 2020