Air kucuran atap pantang jatuh ke tanah tetangga.
Begitulah kira-kira ungkapan yang biasa disampaikan ketika perilaku orangtua ditiru oleh anak-anak mereka. Jika yang dilakukan baik, maka anak pun akan mengikuti kelakuan baik tersebut.
Dan mengerikannya, kelakuan jelek yang perbuat orangtua begitu cepat ditiru dibanding perilaku baik mereka.
Pernah suatu ketika saya mendengar cerita. Pada saat itu terdengar ribut-ribut di rumah sebelah. Ternyata esok paginya sang ibu tetangga tersebut bercerita.
Di keluarga itu memiliki beberapa anak yang masih di bawah 10 tahun usianya. Kehidupan di desa memaksa anak-anak bermain di luar rumah.
Begitu senja tiba, sang ayah meminta anaknya untuk segera mandi dan memakai baju koko. Maksudnya agar mereka bersiap-siap berangkat ke surau untuk salat maghrib.
Si ayah berkali-kali meminta anaknya agar segera mandi, namun anak-anaknya masih asyik saja bermain di halaman rumah, mainan lumpur!
Melihat ke dua anaknya tak jua beranjak dari tempat bermainnya, maka si ayah mengambil bilah untuk memukul anak tersebut sambil berteriak-teriak agar mereka segara mandi.
Maka si anak, katanya menyahut, "Ayah saja belum mandi. mengapa menyuruh kami mandi." Sambil mereka tetap berkejaran menjauh.