Mohon tunggu...
Cici Nofia
Cici Nofia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations

Mahasiswi Public Relations yang masih gagap namun tetap berusaha tegap menghadapi gelap dunia yang rasanya penuh gelak tawa bak panggung drama. Find me on instagram @cynof09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Omicron Vs Tongkrongan

6 Februari 2022   12:50 Diperbarui: 6 Februari 2022   12:54 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image:istockphoto.com

Sebagian besar diantara kita mungkin sudah jenuh dengan keadaan wabah corona ini apalagi dengan berbagai mutasi virusnya, namun jangan sampai lengah dan mengabaikan prokes. 

Menurut data yang diambil dari Our World in Data dan JHU CSSE Covid-19 Data saat ini sudah terjadi 4,45 jt kasus di Indonesia per 4 Februari 2022 dan dari 18 Februari 2022 hingga 4 Februari 2022 kasus yang terjadi mengalami kenaikan tiap hari nya hingga puncaknya per 4 februari tercatat 32.211 kasus baru untuk itu kita harus tetap menjaga protokol kesehatan, meskipun pada kenyataannya saat saya melihat di sekitar jalanan di Ibu kota ternyata masih banyak yang abai dan bersikap apatis.

Saat memasuki sebuah coffee shop di Jakarta tidak ada protokol kesehatan yang seharusnya, seperti pengecekan suhu badan, jaga jarak, dan fasilitas hand sanitizer bahkan para pengunjungnya pun terlihat begitu cuek dan masker hanya sebagai formalitas saja, kegunaan fungsinya terabaikan.

Manusia bukan dewa yang tak pernah sakit dan merasa aman dari serangan virus ini, orang orang dengan mindset yang apatis dan mengabaikan ancaman virus ini bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain juga.

Dan ketika saya mencoba menyusuri jalanan ibu kota pun masih banyak, dan banyak sekali yang tidak memakai masker, bahkan dengan ancaman virus omicron yang penyebarannya 500 kali lipat dari corona ini tidak membuat manusia waspada dan menyayangi diri sendiri.

Meskipun tidak semua tempat abai seperti yang saya jelaskan diatas namun jika kekeliruan tidak segera diluruskan ini akan menimbulkan pemahaman yang salah, karena banyak yang tidak memakai masker dan tidak taat prokes bukan berarti itu hal yang benar. Kuantitas orang yang melakukan suatu hal tidak bisa dianggap mutlak bahwa hal tersebut adalah benar. Kebenaran dihasilkan dari pengujian bukan hanya dari pengamatan indra.

Berkeliaran diluar rumah baik itu untuk kepentingan, mendesak, atau hanya kesenangan adalah hak setiap orang namun hak kita juga beririsan dengan hak orang lain untuk merasa aman dan selamat, maka dari itu tetap patuhi protokol kesehatan dimanapun berada agar diri sendiri dan orang lain bisa terlindungi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun