Mohon tunggu...
Cicilia Arlita P.D.
Cicilia Arlita P.D. Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang berlatih menulis dan mencoba terus mengeksplor mengenai banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Salah Persepsi? Konflik? Yuk, Meminimalisasinya!

25 November 2020   17:24 Diperbarui: 25 November 2020   17:26 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar dari kita pastinya sudah pernah melakukan diskusi ataupun rapat bersama dengan mbeberapa orang lainnya, mungkin hanya satu, atau lebih dari sepuluh orang. Pada saat berdiskusi tidak jarang diisi dengan adanya perbedaan pendapat yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya latar belakang dari orang tersebut. Walau begitu perbedaan pendapat juga dapat menimbulkan konflik antara dua orang atau lebih di dalam diskusi itu.

Dalam komunikasi, verbal maupun nonverbal, konflik tidak dapat terhindarkan, termasuk dalam melakukan diskusi atau rapat. Sebelumnya kita juga harus ingat di mana komunikasi itu ambigu, memiliki banyak arti, sehingga kita tidak bisa menyamakan suatu komunikasi dalam semua situasi atau apapun itu. Selain itu perlu diketahui bahwa dalam kita berkomunikasi, biasanya mengirimkan lebih dari satu pesan, contohnya seperti seseorang berbicara dan menunjuk suatu objek. Belum lagi media komunikasi yang sangat bermacam-macam dan yang pastinya memiliki keunggulan dan kekurangan dalam mengirimkan pesan. Terlebih, komunikasi nonverbal yang dipengaruhi sejumlah faktor, seperti budaya, latar belakang pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.

Konflik dapat sangat mudah terjadi, contohnya paling simple ketika kita salah mengartikan apa yang seseorang katakan atau mungkin hanya mengartikan mimik wajah yang ditunjukan seseorang dalam rapat atau diskusi itu. Hal-hal simple atau kecil pun dapat memicu konflik, dari skala kecil hingga besar, sehingga diperlukan kemampuan dalam mengartikan komunikasi yang berlangsung, komunikasi verbal maupun nonverbal.

Ketika kita sedang dihadapkan komunikasi yang kita tidak mengerti saat melakukan rapat atau diskusi, kita disarankan untuk menggunakan bahasa yang dianggap semua orang dalam rapat atau diskusi tersebut mengerti, supaya meminimalisir adanya salah pengertian. Jika menggunakan bahasa yang sekiranya asing bagi sebagian orang, jelaskan makna dari kata itu. Terlebih jika dalam diskusi atau rapat, yang pada akhirnya akan memunculkan kesepakatan. Contohnya saat berdiskusi dengan orang yang berasal dari luar Jawa, kita menggunakan bahasa Indonesia yang pastinya akan dimengerti oleh orang tersebut. Atau jika menggunakan beberapa kata menggunakan bahasa Jawa, kita menjelaskan makna dari kata tersebut.

Kedua, ketika kita menerima umpan balik atau feedback, perhatikan dan gunakan untuk memberikan feedback selanjutnya. Hal tersebut penting, salah satunya saat kita ingin melihat bagaimana tanggapan seseorang terhadap apa yang dibicarakan. Jika dirasa feedback yang diberikan kurang baik, tanyakan, sehingga semuanya menjadi jelas. Salah satu contohnya ketika orang lain hanya diam saja ketika kita menyampaikan pendapat, kita perlu tanyakan bagaimana tanggapan mereka, sehingga jelas maksud dari 'diam' itu.

Ketiga, kita perlu untuk memperhatikan komunikasi nonverbal, karena bisa saja secara tidak sadar kita mengkomunikasikan sesuatu yang kurang pas. Salah satu contohnya saat kita sedang menjelaskan sesuatu, kita menjaga sikap atau memonitor bagaimana komunikasi nonverbal yang kita berikan, salah satunya mimik muka. Mempertanyakan kepada diri sendiri, apakah mimik muka yang ditunjukan meninggung seseorang atau membuat seseorang tidak nyaman? Sehingga kita dapat mengontrol komunikasi nonverbal kita.

Selain itu juga ada beberapa tip bagaimana saat kita menerima pesan verbal maupun nonverbal dari orang lain. Kita disarankan untuk tidak langsung menilai langsung, dan terbuka dengan beberapa opsi mengenai suatu komunikasi yang didapatkan. Lalu dengan itu kita bisa mengonfirmasinya, dengan menanyakan kepada orang yang tersebut, terlebih hal itu merupakan hal yang cukup berdampak pada diskusi atau rapat. Kedua, kita perlu untuk menanyakan kepastiannya atau mengonfirmasi dari orang yang memberikan pesan. Hal itu ditujukan supaya tidak adanya salah presepsi yang dapat memperbesar pemicu munculnya konflik.

Sudah ada beberapa tip dalam menyampaikan atau menerima komunikasi verbal ataupun nonverbal, semoga bermanfaat bagi pembaca

Daftar Pustaka

Samovar, Larry A. dkk.  2017. Comuunication between culture. Boston, Amerika Serikat: Cangage Learning.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun