"Education is not preparation for life; education is life itself."
John DeweyÂ
Alangkah menyenangkannya apabila belajar dapat dilakukan tidak melulu dengan duduk tertib di sebuah ruangan, tidak melulu membaca buku dan tidak melulu hanya diam mendengar banyak penjelasan dari guru.
Alangkah menyenangkannya apabila belajar dapat dilakukan di luar ruangan, mengamati  proses pertumbuhan tanaman, memanen, berinteraksi dengan hewan dan berkomunikasi aktif dengan orang lain.
Alangkah menyenangkannya apabila pemahaman dapat dicapai melalui pengalaman dan penalaran pribadi.
Apakah hal ini mungkin terjadi?
John Dewey melalui teory Experiential Learning "Hands-on Approach" mengusung konsep pembelajaran yang menitikberatkan pada pembelajaran aktif dan interaktif dimana siswa terlibat aktif dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis, serta membuat kesimpulan sendiri (Hendriyan, 2013:15).
Melalui Hands on Activity, siswa diberi kebebasan dalam mengkonstruksi pemikiran dan temuan selama melakukan aktivitas sehingga siswa dapat melakukannya tanpa beban, dengan cara yang menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi. Pembelajaran dengan menggunakan kegiatan hands on dapat memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melakukan dialog dengan guru dalam rangka meningkatkan keterampilan berfikir.
John Dewey, sang filsuf dari AS dan pemikir ternama di dunia pendidikan ini mengungkapkan empat prinsip dasar pembelajaran dalam teorinya yang meliputi:
- Learning by doing
Siswa dikatakan belajar apabila secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
2. Discussion
Belajar secara demokratis dimana setiap keputusan diambil berdasarkan argumentasi yang masuk akal. Melalui perdebatan dalam sebuah diskusi, siswa akan belajar membentuk idenya sendiri sekaligus belajar meyakinkan orang lain tentang ide yang dimilikinya. Selain itu, melalui diskusi siswa juga belajar memahami suatu konsep dari sudut pandang orang lain.
3. Interactive
Menurut pandangan Dewey, interaksi dengan lingkungan merupakan hal yang penting dalam  proses pembelajaran.
4. Interdisciplinary.
Dewey berpendapat bahwa belajar merupakan aktivitas  yang terus berkelanjutan. Keberlanjutan dan kesinambungan merupakan bagian penting dari suatu pemahaman. Interdisciplinary memungkinkan siswa membangun pemahaman mereka secara menyeluruh.
Dapat dibayangkan betapa menariknya proses pembelajaran hands on activity saat anak-anak ingin mempelajari pertumbuhan tanaman, misalnya. Â Mereka akan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menggali informasi melalui pertanyaan, pengamatan secara langsung, diskusi untuk memperoleh simpulan dan mengaitkan hasil pengamatannya dengan disiplin ilmu lain.Â
Pengamatan tentang pertumbuhan tanaman ini didiskusikan di pelajaran biologi, dilakukan perhitungan di pelajaran matematika, dituliskan melalui pelajaran Bahasa Inggris dan digambar di pelajaran seni. Melalui pembelajaran yang saling terkait ini, pemahaman siswa tentang pertumbuhan tanaman akan sangat lengkap dan menyeluruh.Â
Melalui tahapan-tahapan hands on activity, siswa diberi kebebasan dalam mengkonstruksi pemikiran dan temuan mereka selama melakukan aktivitas pengamatan pertumbuhan tanaman. Kesempatan luas untuk berdialog dengan guru dan teman akan meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Mereka berkesempatan untuk mengkonstruksi pemahaman mereka tentang pertumbuhan tanaman dengan cara yang menyenangkan.