Mohon tunggu...
Cicik Ida
Cicik Ida Mohon Tunggu... lainnya -

agreeble,corious,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Post Graduation Blues

21 September 2012   10:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:03 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1348223150902761023

Terinspirasi dari istilah Post Partum Blues yang merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan yang ditandai dengan gejala cemas tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak percaya diri, tidak sabar, sensitif dan mudah tersinggung. Saya punya istilah baru yaitu post graduation blues yaitu kondisi kecemasan dan kebingungan setelah lulus dari sekolah kejuruan atau bahkan lulus dari universitas. Pernahkah sebagian dari kalian merasakan gejala yang sama dengan ini?. Setiap siswa ataupun mahasiswa yang telah menyelesaikan program studinya sebenarnya memiliki banyak pilihan seperti meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja atau bahkan menikah.

Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dengan peluang kerja yang ada merupakan salah satu faktor utama terjadi sindrom post graduation blues ini. Terkadang sindrom ini sudah menyerang saat menjadi siswa atau mahasiswa tingkat akhir. Kecemasan akan peluang mendapatkan pekerjaan setelah lulus menjadi bayang-bayang hitam yang menghantui pikiran bersamaan dengan tugas akhir kita. Ini yang terkadang membuat semester akhir semakin berat. Bagi sebagian mahasiswa kecemasan ini bisa menjadi pendorong untuk lebih optimal dalam menyelesaikan kegalauan di semester akhir. Dia akan terus mencari konsep dirinya sehingga dapat memaksimalkan dirinya. Namun ada sebagian mahasiswa yangmalah menjadi lebih galau dengan kecemasan itu.

Kata Pak Mario Teguh, “Galau itu biasa, tapi yang tidak biasa atau dibawah biasa adalah tidak belajar dan bekerja karena galau.”

Harapan-harapan itu seolah berubah menjadi beban. Harapan dari orang tua, tuntutan dari lingkungan, dengan status profesi yang telah ada di belakang nama kita. Menjadikan semua itu menjadi semakin berat. Harapan-harapan mereka tidak pernah mati dan jangan sampai malah kita yang mati karena harapan itu. Kita sepantasnya berusaha lebih keras karena harapan-harapan itu. Hukum Newton mengajari kita bahwa gerak akan terus bergerak dan diam akan terus diam kecuali ada gaya yang mengubahnya. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka sendiri yang mengubah nasib mereka sendiri.” (Q.S Ar-Ra’d : 11)

Dunia kerja memang dunia yang baru. Bagi sebagian orang, mereka bekerja karena tuntutan ekonomi, ada pula yang bekerja karena tidak ingin disebut pengangguran, ada juga yang bekerja karena pekerjaan yang dijalani kebetulan juga hobinya atau bisa juga dikatakan kalau hobinya adalah pekerjaannya. Tetapi tidak sedikit juga orang yang berkerja karena ingin mengaplikasikan ilmunya sehingga dia bisa bermanfaat untuk orang lain. Karena bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Apapun alasan kita bekerja mari menjalaninya dengan ikhlas. Meskipun pada intinya semua pekerjaan itu berorientasi pada ekonomi, namun jangan sampai kita bekerja hanya semata-mata karena ekonomi. Pepatah mengatakan, ‘bila menanam rumput jangan harap tumbuh padi, namun bila menanam padi pastilah akan tumbuh rumput’.

Kembali pada bahasan kegalauan menuju dunia kerja. Perbanyaklah teman baik yang seprofesi dengan kita maupun dari lain profesi, dari situ kita bisa mencari informasi tentang lowongan pekerjaan yang kita butuhkan. Aktiflah mencari info lowongan di bursa kerja atau internet. Dan jangan malu memulai pekerjaan dari yang kecil karena tidak jarang pekerjaan kecil tersebutlah yang akan membesarkan kita sebagai batu loncatan atau malah kita dapat mengubah pekerjaan kecil itu menjadi semakin besar. Dan yang paling klasik adalah berdoa. Karena apapun yang kita rencanakan, kita usahakan, kita perjuangkan ada Allah dibalik itu semua. Allah lah sebaik-baiknya yang menentukan kebaikan atas diri seseorang. Jangan pernah berhenti meminta pada Allah yang pintunya tidak pernah tertutup. Semua pekerjaan di dunia ini, semua orang yang menciptakan perusahaan, yang mendirikan lapangan pekerjaan, yang memiliki hotel, sekolah, RS atau yang lain Allahlah pemiliknya, jadi jangan enggan untuk meminta satu pekerjaan yang terbaik untuk kita pada Allah. Barakallah teman-teman, semoga kita bisa menjadi manusia yang baik dan bisa memberikan kebaikan untuk orang lain.

Pacitan, lembar ke 21 yang jatuh di hari jumat, September 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun