Mohon tunggu...
Cicik Ida
Cicik Ida Mohon Tunggu... lainnya -

agreeble,corious,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita Bulan

3 November 2011   14:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:05 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari telah kehilangan bulan untuk nenemaninya menerangi dunia Mereka tak pernah bersama dan tak akan disatukan Ceritanya memeng sudah tertulis begitu Matahari tahu itu,. Tapi dia terus saja mengejar bulan agar dia bisa mengatakannya ‘temani aku hingga akhir sinarku’ Kata itu tak pernah tersampaikan pada bulan Fajar dan senja memisahkan mereka Antara siang dan malam yang terus berganti Bila siang meminta matahari bersinar Bulan terlihat memperhatikannya dari sisi yang berlawanan,. Begitu pula sebaliknya. Dan akan terus begitu,. Selamanya Adakah alur cerita yang ingin diubah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun