Bisa dikatakan di era modern sekarang ini personal branding lebih cepat booming daripada company branding. Sebenarnya keduanya sama sama penting namun secara kuntinuitas company branding menurut pengamatan saya sendiri jauh lebih penting.
Kita tidak membicarakan pengertian disini, saya rasa semua sahabat kompasiana sudah paham apa itu personal branding dan company branding dan dimana letak perbedaanya namun lebih ke sisi pengataman sederhana saja.
Baik personal dan company branding sendiri sama sama menghabiskan banyak uang dalam menarik banyak audience hanya sekedar tau, kemudian penasaran dan tujuan akhir menggunakan jasa kita atau membeli produk kita sesederhana itu memang namun dalam peraktik akan sangat melelahkan membutuhkan efort yang besar, korban waktu, tenaga, sampai dengan materi yang sangat banyak.
Bahkan dalam strategi branding sendiri kalau tidak sukses maka sudah pasti akan gagal dan menyisakan banyak kerugian. Kegagalan dalam branding ini sendiri banyak faktor penyebabnya coba kita urai satu persatu.
Mengapa Personal atau Company Branding Gagal ?
1. Kurangnya perencanaan
Ini yang utama, dimana sebelum melakukan branding khususnya dari sisi company dari sisi perencanaan haruslah benar benar tergorganisir dengan sistematis. Bagaimana model yang digunakan, bagaimana cara penyampaian, lalu kesan apa yang ingin disampaikan, dan faktor apa yang membuat orang tertarik membeli atau menggunakan jasa perusahaan kita dan lain sebagainya harus benar benar di kalkulkasi.
2. Kalah Modal
Pernah dengar banyak perusahaan yang disuntik sampai Triliuanan oleh investor ? ya karena dalam masalah ini sudah jelas siapa yang modalnya banyak dia bakalan menang saing.Â
Semua media bisa anda kuasai dalam branding setiap detik yang akan membuat orang sudah jelas penasaran dan menggunakan jasa dan membeli produk anda.
Lalu bagaimana dengan yang modal pas pasan ? kuncinya satu inovasi dan berikan layanan produk solution yang banyak orang butuhkan dan unik belum ada sainganya susah  memang, meskipun sudah besar nanti bisa jadi ide anda di duplikat oleh perusahaan besar yang memiliki modal banyak kemmudian rebranding ulang dan kalah deh.
3. Salah memilih konten dan target market