Mohon tunggu...
Cicih Fitriani
Cicih Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - 161199

161199

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Laut Indonesia Darurat Sampah Plastik, Ecobrick jadi Salah Satu Solusi Terbaik!

8 Agustus 2021   15:05 Diperbarui: 8 Agustus 2021   15:05 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemberian Edukasi melalui poster mengenai zero waste (Sumber : Dok. Pribadi)

Semarang (8/8/21), permasalahan mengenai sampah di Indoneisa merupakan salah satu permasalahan yang tak pernah usai. Bertambahnya jumlah penduduk meningkatkan volume sampah yang berasal dar aktivitas manusia. 

Aktivitas manusia menyumbang plastik sebesar 60-70% sampah organik dan 30-40% sampah non organik yang di dominasi oleh 14% sampah plastik. Sampah plastik yang banyak ditemukan ialah sampah plastik kemasan dan kanotng kresek. 

Menurut data statistik sampah domestik Indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua dengan jumlah sebesar 5.4 juta ton per tahun dari total produksi sampah. 

Sedangkan untuk sampah kertas menduduki peringkat ketiga dengan berat 3.6 juta ton per tahun atau sekitar 9% dari jumlah total produksi sampah. Hal tersebut menyatakan tingginya penggunaan barang-barang berbasis sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Sampah plastik yang sulit terurai bahkan dalam waktu ratusan tahun membuat sampah tersebut menumpuk dan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sampah plastik banyak di temukan di wilayah pesisir tepatnya di pinggiran pantai sebesar 57%. 

46 ribu sampah plastik di temukan mengapung setiap 1 mil2 samudera, bahkan sampah plastik di temukan pada kedalaman 100 meter di Samudera Pasifik. Hal ini mengakibatkan jutaan burung dan 100 ribu bintang laut terluka dan banyak yang mati.

Sampah plastik yang banyak ditemukan di wilayah perairan ialah jenis sampah botol dan kantogn plastik. Kantong plastik merupakan suatu polusi golbal yang terus berkembang yang menjadi sumber kontaminan yang akan terus meningkat. Senyawa yang dihasilkan dari sampah plastik memberikan efek toksik pada wilayah perairan. keracunan dari limbah plastik terus meningkat, hal ini perlu menjadi perhatian khusus dan dipertimbangkan karena efek toksiknya dapat merusak lingkungan dan biota laut.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro di Kel. Sawah Besar Kec. Gayamsari RW.09 tingkat kesadaran masyarakat akan sampah plastik masih rendah, mengingat masih banyaknya penggunaan plastik dalma kegiatan sehari-hari, seperti penggunaan kantong kresek dalam membeli sesuatu yang seharusnya dapat di minimalisir dengan menggunakan tas belanja. Pengolahan sampah plastik dan pengurangan sampah plastik perlu dilakukan mengingat dampaknya yang buruk pada lingkungan dan bumi.

Edukasi pengenalan zero waste kepada masyarakat merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengolah limbah plastik. Aksi zero waste tersebut memanfaatkan limbah plastik menjadi barang bermanfaat yang dapat digunakan kembali, yaitu dengan merangkainya dalam botol mineral berukuran 600 ml atau 1200 ml dan meragkainya menjadi barang yang bermanfaat seperti kursi, meja, pot tanaman, rak sepatu dan lain-lain. 

Edukasi pengenalan zero waste dan pengolahan limbah plastik menjadi ecobrick di paparkan melalui video tutorial dan poster edukasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun