Mohon tunggu...
Cici Hartati
Cici Hartati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Bahasa Indonesia sedang mengikuti pendidikan profesi guru (PPG)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Perilaku Bullying bagi Peserta Didik di Lingkungan Sekolah

12 Maret 2024   20:18 Diperbarui: 13 Maret 2024   03:33 2949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/stop-perundungan-atau-bullying

Kasus bullying di lingkungan sekolah masih sering terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Banyaknya kasus bullying di lingkungan sekolah membuat kekhawatiran bagi orang tua. Kasus bullying yang terjadi dari berbagai jenjang kini banyak diperbincangkan di masyarakat. Sekolah seharusnya menjadi lingkungan yang aman bagi peserta didik kini memiliki citra yang kurang baik.

Berdasarkan data OECD PISA, persentase kasus perundungan siswa di Indonesia mencapai angka 41%, angka ini jauh di atas rata-rata negara OECD sebesar 23%. Besaran angka ini membuat miris bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ini baru kasus bullying di sekolah yang dilaporkan. Banyak kasus kekerasan di sekolah yang tidak dilaporkan,karena korban merasa takut, atau tidak tahu harus melapor kemana.

Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain. ada beberapa faktor penyebab terjadinya bullying di sekolah antara lain faktor kepribadian, komunikasi interpersonal anak dengan orang tua (pola asuh), peran kelompok teman sebaya dan masih banyak lagi.

Sumber : https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/stop-perundungan-atau-bullying
Sumber : https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/stop-perundungan-atau-bullying

Dampak dari Bullying Di Sekolah.

  1.  Dampak Bullying bagi Korban

Jika tidak segera dihentikan, perilaku bullying bisa menyebabkan berbagai macam gangguan mental maupun fisik bagi korban yang mengalaminya, seperti:

  • Memicu Masalah Mental:  Dampak bullying bagi korban yang paling sering terjadi adalah memicu masalah kesehatan mental, seperti gangguan cemas, depresi, hingga post-traumatic stress disorder (PTSD). Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental ini biasanya dialami oleh korban dalam jangka waktu panjang.
  • Gangguan Tidur: Insomnia juga menjadi salah satu dampak bullying bagi korban yang tak boleh diremehkan. Pasalnya, korban bullying sering kali mengalami stres berkepanjangan yang bisa menyebabkan hyperarousal, yaitu kondisi ketika tubuh menjadi sangat waspada sehingga mengganggu keseimbangan siklus tidur dan terjaga.
  • Penurunan Prestasi: Anak yang mengalami bullying biasanya akan kesulitan untuk memusatkan fokus dan konsentrasinya saat sedang belajar. Korban bullying juga kerap merasa enggan untuk pergi ke sekolah karena ingin menghindari tindakan penindasan yang dialaminya. Bila dibiarkan terus-menerus, kondisi tersebut bisa berdampak pada penurunan prestasi akademik anak.
  • Trust Issue: Trust issue merupakan kondisi ketika seseorang sulit mempercayai orang-orang yang ada di sekitarnya. Kondisi ini rentan dialami oleh korban bullying karena mereka khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercayaan terhadap orang lain.
  • Memiliki Pikiran untuk Balas Dendam: Dampak bullying terhadap psikologi korban berikutnya adalah memiliki pikiran untuk balas dendam. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya.
  • Memicu Masalah Kesehatan: Selain psikis, tindakan bullying bisa mempengaruhi kondisi tubuh terutama bagi korban yang mendapatkan kekerasan secara fisik, seperti luka dan memar.
  1. Dampak Bullying bagi Pelaku        

Tak hanya korban, bullying juga berisiko menimbulkan dampak negatif bagi pelakunya. Adapun sejumlah dampak dari bullying bagi pelaku adalah sebagai berikut:

  • Gangguan emosi.
  • Berisiko menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan terlarang
  • Sulit mendapatkan pekerjaan saat beranjak dewasa.
  • Berisiko menjadi pelaku kekerasan dalam lingkungan sosial dan rumah tangga (KDRT).

Peranan sekolah dalam mengatasi hal tersebut sangat penting. Tindakan yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah dalam mengatasi bullying meliputi:

  1. Pembentukan kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas.
  2. Pelatihan bagi staf dan guru untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menangani kasus bullying.
  3. Penyediaan saluran pengaduan yang aman dan rahasia bagi peserta didik yang menjadi korban.
  4. Penegakan disiplin yang konsisten terhadap pelaku bullying.
  5. Pendidikan kepada peserta didik  tentang pentingnya menghormati perbedaan dan memperlakukan orang lain dengan baik.
  6. Kolaborasi dengan orang tua untuk mendukung penanganan kasus bullying dan edukasi di rumah.
  7. Penguatan ikatan sosial antar-peserta didik untuk mempromosikan budaya sekolah yang inklusif dan ramah tamah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun