Mohon tunggu...
Cindy Charolita
Cindy Charolita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menonton fim Kepribadian ISFJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial sebagai Makanan Sehari-hari Membuat Informasi Hoax Tidak Mau Berhenti Beraksi

8 Juni 2024   22:40 Diperbarui: 8 Juni 2024   23:09 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial adalah media atau tempat yang sering digunakan banyak orang untuk sekedar berbagi cerita kesehariannya, tutorial yang dapat diajarkan, hingga informasi-informasi terkini yang menarik. Namun, terkadang tidak semua cerita, tutorial, bahkan informasi yang dibagikan tersebut benar-benar terjadi. Informasi tersebut adalah informasi hoax, yaitu informasi yang bohong dan tidak valid sehingga sebaiknya kita tidak mempercayai informasi tersebut.

Informasi hoax merupakan salah satu kelemahan dari kemajuan teknologi internet yang ada saat ini. Kemudahan dalam mengakses internet dimanapun dan kapanpun membuat beberapa oknum nakal yang memang sengaja menyebarkan informasi hoax guna menarik perhatian masyarakat yang masih awam sehingga mudah untuk percaya dengan informasi hoax dan menyebarkannya sehingga banyak yang ikut percaya dengan informasi tersebut.

Informasi hoax pasti merugikan banyak orang mulai dari individu hingga masyarakat. Contohnya seperti sebuah video yang diunggah di salah satu aplikasi media sosial TikTok pada tanggal 18 Mei 2024 yaitu isu mengenai "IKN Batal Jadi Ibu Kota Negara". Selain itu, sebuah postingan di media sosial Facebook yang mengatakan bahwa "Penerima Vaksin Covid-19 mRNA Akan Meninggal Dalam 3 Atau 5 Tahun". Kedua isu tersebut dinyatakan sebagai isu hoax dan disinformasi oleh Dinkominfo pada tanggal 24 dan 28 Mei 2024.

Vaksin mRNA (messenger RNA) sendiri adalah salah satu jenis vaksin baru yang dikembangkan dengan teknologi atau varian baru. Vaksin tersebut dikembangkan untuk vaksin virus Corona agar dapat memicu reaksi kekebalan tubuh dalam melawan penyakit COVID-19 yang kala itu merupakan penyakit paling mudah menular, bahkan hanya dengan bersentuhan saja.

Ketika isu tersebut menjadi viral, sudah pasti pihak farmasi akan merasa dirugikan karena mereka yang telah meracik vaksin tersebut, dimana biaya dan waktu untuk melakukan penelitian menganai vaksin pasti tidak mudah, murah, dan cepat. Selain itu, masih ada pihak masyarakat yang merasa takut mengenai efek yang dapat terjadi kedepannya. Padahal vaksin Covid-19 pada masa itu adalah syarat yang harus dipenuhi oleh masyarakat ketika ingin memasuki sebuah mall, tempat wisata, dan pergi keluar kota.

Untungnya Dinkominfo dengan cepat menyatakan secara resmi bahwa informasi tersebut hoax dan tidak dapat dipercaya. Akhirnya dengan adanya pernyataan tersebut, ketakutan dari masyarakat akhirnya mereda dan tidak ada lagi yang merasa khawatir mengenai efek samping yang akan terjadi kedepannya. Sehingga, masyarakat pun kembali percaya bahwa vaksin yang disuntikkan padanya tidak memberikan efek samping negatif.

Dari contoh informasi hoax di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ketika menemukan sebuah informasi di media sosial manapun, sebaiknya jangan langsung mempercayai informasi tersebut. Sebaliknya, lakukan penelusuran dengan membaca lebih banyak berita dengan sumber terpercaya agar mendapatkan informasi yang sebenarnya terjadi. Selain itu, ketika belum mengetahui bahwa suatu informasi itu benar, sebaiknya tidak perlu ditanggapi dan disebarkan kepada orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun