Mohon tunggu...
cici
cici Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

menyukai mendengarkan music

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Depresi pada Remaja: Tantangan Mental di Masa Peralihan

22 Desember 2024   07:52 Diperbarui: 21 Desember 2024   22:18 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, anak atau remaja juga memungkinkan mengalami depresi yang sebenarnya penyakit yang dapat diobati. Depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang disukai. Seseorang dinyatakan mengalami depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, prevalensi depresi paling tinggi pada penduduk usia di atas 15 tahun ditemukan pada kelompok usia 15-24 tahun, yakni sebesar 2 persen. Kemudian, diikuti kelompok usia lanjut 1,9 persen. Sementara kelompok usia dengan prevalensi terendah ialah 35-44 tahun, sebesar 1 persen.

Penyebab umumnya seseorang mengalami depresi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor media sosial, faktor bullying atau perundungan, faktor hubungan percintaan, faktor masalah dengan orang terdekat, faktor tekanan di sekolah, faktor riwayat keluarga, dan faktor trauma. Gejala depresi memiliki beberapa kriteria yaitu perasaan depresi yang terjadi pada beberapa orang hampir sepanjang waktu, perubahan berat badan atau nafsu makan yang signifikan, adanya perubahan aktivitas (kelelahan dan kehilangan energi), adanya perasaan bersalah atau tidak berharga, konsentrasi berkurang, dan kematian (adanya keinginan atau rencana untuk melakukan bunuh diri). 

Cara mengatasinya yaitu melakukan konsultasi psikolog, memberikan obat antidepresan, dan menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami depresi yang parah. Selain itu, terdapat beberapa dukungan yang dapat mengatasi terjadinya depresi yaitu :

1. Dukungan keluarga

Keluarga dapat menjadi sumber dukungan emosional yang penting bagi penderita depresi. Dukungan keluarga dapat membantu penderita depresi dengan:

  • Memberikan rasa aman dan kasih sayang
  • Mendengarkan dan mengakui perasaan penderita
  • Memberikan cinta dan penerimaan tanpa syarat
  • Membantu penderita mengakses layanan kesehatan mental

2. Dukungan sosial

Dukungan sosial dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi perasaan cemas. Dukungan sosial dapat berupa :

  • Dukungan emosional, seperti ungkapan empati, perhatian, dan dorongan
  • Dukungan praktis, seperti bantuan dalam pekerjaan rumah atau tugas sehari-hari
  • Dukungan informasional, seperti saran atau informasi yang berguna

3. Dukungan Emosional

Anggota keluarga merupakan sumber dukungan emosional yang penting bagi penderita depresi. Karena mereka peduli dan mendengarkan tanpa menghakimi, mereka menawarkan lingkungan yang aman bagi orang-orang untuk berbagi ide dan perasaan terdalam mereka. 

4. Bantuan profesional, Jika kesehatan mental terganggu, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Terapi kognitif-behavioral (CBT), konseling, atau intervensi psikologis lainnya dapat membantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun