Mohon tunggu...
Cicely Alvina
Cicely Alvina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan administrasi binis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Kemerdekaan, Seni, dan Kebangsaan" - Sebuah Dokumentasi

21 Agustus 2023   19:30 Diperbarui: 21 Agustus 2023   19:35 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Cicely Alvina

NPM: 6082201198

Kelas EB

Dalam rangka memperingati 78 tahun kemerdekaan Indonesia, Pusat Studi Pancasila Universitas Katolik Parahyangan mengadakan rangkaian acara yang bertajuk "Kemerdekaan, Seni, dan Kebangsaan". Rangkaian acara tersebut dimulai dengan pembukaan pameran seni yang berlangsung dari tanggal 1-18 Agustus 2023.

Rangkaian acara kedua adalah sebuah seminar yang bertajuk "Seminar Kebangsaan: IKN" yang dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2023. Seminar ini menghadirkan I Nyoman Nuarta sebagai perancang bangunan IKN. Disertai dengan penanggap Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto, Prof. Dr. Purnama Salura,  Nurul Arifin, sera Bapak Andreas Doweng Bolo.

Seminar Kebangsaan IKN ini ditujukan untuk membahas bagaimana IKN menyatukan teknologi dan lingkungan dalam satu keselarasan yang dinamis. Selain itu, IKN juga dapat menjadi sarana untuk menunjukan nasionalisme yang dimiliki oleh generasi muda yang bersifat dinamis, peka dengan perubahan global dan regional, sejalan dengan cita-cita bangsa, serta relevan dengan perwujudan Indonesia emas 2045.

I Nyoman Nuarta sebagai salah satu perancang IKN mengatakan bahwa istana negara yang baru harus membawa kesatuan sehingga desain dari istana pun dibuat secara universal untuk menghindari kecemburuan sosial. Istana negara serta bangunan-bangunan lain dirancang dengan memperhatikan nilai keindahan, fungsi, juga memperhatikan lingkungan dengan menerapkan green design. Selain memperhatikan segi keindahan dan manfaat, seluruh desain dan perencanaan IKN turut memperhatikan dampak berkelanjutan dari segi perekonomian. I Nyoman Nuarta berkata bahwa seluruh desain yang beliau rancang selalu mengedepankan sisi manfaat dan artistik yang dapat "menjual" bangunan tersebut untuk menjadi tempat pariwisata. Dampak jangka panjangnya tentu akan menambah devisa negara, yang akan menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Prof. Dr. I. Bambang Sugiharto menyetujui pernyataan I Nyoman Nuarta mengenai IKN. Beliau berpendapat dari segi filosofis bahwa memang benar karya (dalam bentuk bangunan) yang ikonik harus membawa dampak yang ikonik juga. Maksudnya adalah, bangunan-bangunan yang ada di IKN (secara khusus Istana Negara) yang di desain secara universal harus dapat merumuskan kembali kohesi kelompok sebagai suatu bangsa, juga menjadi simbol yang spektakuler agar bangs Indonesia dapat merumuskan kembali siapa bangsa ini di kancah dunia. Sehingga, sebuah desain bangunan dapat menjadi sarana secara inderawi agar masyarakat dapat memiliki pandangan mengenai bangsa ini di masa depan.

Dari sisi politis, Nurul Arifin berpendapat bahwa dalam merancang IKN dibutuhkan pemikiran yang konstruktif, ideologis, dan artistik. Selain itu, pemerintah telah berusaha untuk membuat UUD secara demokratis untuk mendukung pemindahan IKN ini. Disisi lain, IKN juga menjadi harapan untuk menghasilkan potensi ekonomi yang baru, mengingat pembangunan IKN membutuhkan modal yang besar, baik yang diambil dari anggaran negara, juga sumbangan dari negara lain.

Prof. Dr. Purnama Salura turut menanggapi dari sisi arsitektur. Beliau berpendapat bahwa kita harus memiliki rasa nasionalisme dalam internasionalisme, yang menjadi acuan dalam merancang sebuah arsitektur atau monumen sebagai penumbuh rasa kebangsaan. Monumen sendiri merupakan struktur yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa tertentu, sedangkan arsitektur merupakan wadah yang dibuat agar manusia dapat beraktivitas dengan nyaman, aman, sehat. Sehingga, muncul fenomena "monarsi" yang berarti struktur yang ada karena didominasi keinginan untuk menyimbolkan sesuatu yang di dalamnya mengakomodasi kegiatan tertentu. Monarsi yang sebagai ikon nasional tersebut jika diterima oleh masyarakat akan menjadi simbol nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun