Mohon tunggu...
Tsamrotulqolbi Waalidain Cica
Tsamrotulqolbi Waalidain Cica Mohon Tunggu... lainnya -

Kehidupan ini indah, setiap detik yang berlalu, setiap detik yang bergulir dan waktu yang terus melaju memberikan jejak-jejak cerita tersendiri dalam setiap fragmen yang kita jalani. Kehidupan ini belum tentu semuanya akan seiring sejalan dengan keinginan ataupun kehendak kita karena semua terjadi atas kehendak ALLAH yang selalu berjalan diatas kehendak kita. Di sanalah kita akan mengerti bahwa setiap fragmen dan cerita dalam hidup kita baik yang menyenangkan maupun yang sulit sekalipun semua menyimpan ibrah tersendiri dan tanpa kita sadari bahwa kita sendiri menjadi sebab-akibat dari kehidupan-kehidupan di sekitar kita..\r\n\r\nMaka kenalilah tujuan kita diciptakan, maka hidup kita akan terbimbing.\r\n\r\n“Wama khalaqtul jinna wal insa illa liya’buduun..”\r\n“Dan tidak Aku ciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku..”\r\n[QS. Adz-Dzariyat : 56]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jiwa-jiwa Penyaksi

12 April 2014   17:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:45 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jiwa-jiwa penyaksi hanya akan bersaksi
Berkoar mencintaiNya dengan lantang bak lolongan srigala
Meraung dan mengibah seakan merintih pilu dengan tulus
Dibalik moncongnya yang penuh kebasian..

Jiwa-jiwa penyaksi hanya akan bersaksi
Memproklamirkan pernyataan diri atas sebuah pengakuan diri
Keras berteriak dan seraya berkata :
Ya Rabb..
Aku datang kepadaMu dengan pasrah
Aku tunduk kepadaMu sepenuh hati
Aku taat kepadaMu dalam sadarku

Engkau sebut itu penghambaan totalitas kepadaNya
Tapi kenyataannya itu hanya formalitas dari cover lahirmu
Engkau hijab mulutmu dengan koar-koar asmaNya
Namun engkau telanjangi kepalamu dengan figura diri
Engkau tutup ketertarikanmu akan kesemuan
Namun engkau cumbu dunia dengan akhlakmu..

Semua tak lebih hanya pengakuan diri
Bukan perwujudan diri akan sebuah penghambaan diri
Dulu engkau mencibir mereka yang bengkok pemikiran
Namun sekarang engkau berkubang dengan kotoran cibiranmu sendiri
Dan menelan ludahan binal koarmu..
Wahai jiwa-jiwa penyaksi..

coretanku:11/04/14 (ccja)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun