Mohon tunggu...
Deny S Pamudji
Deny S Pamudji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya menulis karena saya terus berpikir. Senang mengamati dan belajar. Fotografi, gitar, dan beladiri, tidak bisa lepas dari diri saya. Indonesia is The BEST.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Halte Trans yang Nyaman

23 Oktober 2016   14:25 Diperbarui: 24 Oktober 2016   08:50 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bis Trans Jakarta sudah mulai bertambah.  Dari yang single/kecil, hingga yang double/gandeng/besar.  Malah nanti ada yang bertingkat.  Luar biasa!  Cuman mengapa haltenya tidak ada perubahan yang signifikan.  Halte trans kurang nyaman pada saat terik maupun hujan.  Pada saat terik, kipas angin terasa kurang.  Udara hanya berputar-putar di halte dan tidak ada udara yang dikeluarkan.  Mungkin pengelola halte harus mulai memperhatikan itu.  Karena dengan hanya memutar udara tanpa mengeluarkannya, maka suasana di halte menjadi seperti kaleng kerupuk.  Paling tidak beberapa exhaust fan (kipas untuk mengeluarkan udara dari dalam) bisa mengurangi udara pengap.

Halte bis kurang nyaman pada saat hujan karena masih banyak halte trans yang amat terbuka (salah satu contohnya halte trans di Indosiar).  Jika hujan lebat turun, maka calon penumpang bisa terkena cipratan air.  Lebih-lebih jika hujan disertai dengan angin.  Saya tidak tahu mengapa halte ini dibiarkan terbuka.  

Pada pintu-pintu halte, jika kita perhatikan, hampir tidak ada pelindung atas (canopy/tudung) yang memadai.  Sehingga jika saat terik, panas langsung mengenai kepala calon penumpang dan pada saat hujan, penumpang pun bisa merasakan titik-titik air hujan.  Luar biasa!  Bonus dari Trans Jakarta.

Pada simpul-simpul halte atau pada halte yang digunakan sebagai halte penghubung seperti Halte Harmoni, Halte Grogol 2, Halte Semanggi, harusnya diberi tambahan fasilitas toilet.  Toilet berbayar pun tidak mengapa asal terawat, bersih, dan higienis.  Karena ada saja penumpang yang terpaksa harus keluar halte karena ingin buang hajat atau buang air kecil atau mengganti pembalutnya.  Toilet juga berguna untuk penumpang yang ingin muntah akibat tidak terbiasa dengan naik bis.

Jika memungkinkan pemasangan pendingin ruangan (air condition) di halte akan banyak membantu membuat para penumpang merasakan kenyamanan ketika menunggu bis datang.  Pemasangan pendingin ruangan juga bisa membuat makin banyak orang tertarik untuk menggunakan bis trans jakarta sebagai alat transportasinya karena saat ini ada yang tidak suka naik bis trans karena tidak nyaman saat menunggu bis yang datangnya 'sangat lama'.  

Sekarang ini halte trans sudah dilengkapi layar monitor yang memberi petunjuk kapan bis berikutnya datang.  Hanya pada tempat-tempat tertentu, saya masih menjumpai bis-bis berhenti cukup lama tanpa sebab yang jelas, padahal penumpang di halte sudah lama menanti bis untuk mengangkutnya.

Semoga menjadi perhatian Pemprov DKI Jaya, pengelola halte trans, dan juga trans jakarta itu sendiri.  Dishub juga harus mendukung dengan sanksi tegas pada pelanggar jalur bis trans.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun