Berkembangnya agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai sejarah peradaban dunia. Pesatnya perkembangan Islam mampu mengusai peradaban yang ada sebelumnya, hal ini didasarkan karena pengaruh besar agama Islam turut menjadi motor penggerak peradaban dunia. Penyebaran ajaran dan budaya islam tentu melalui beberapa proses terlebih dahulu, sehingga tahapan-tahapan yang dilalui menjadi celah peradaban dan penyebaran Islam secara administrative. Sebagaimana menurut penelitian Rahmawati (2014) yang dimuat dalam Jurnal Rihlah, menyatakan bahwa Peradaban Islam di Asia Tenggara tergolong sebagai bukti bahwa Islam demikian kuat pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Hal ini salah satunya disebabkan proses masuknya Islam di kawasan Asia Tenggara berbeda dengan proses masuknya Islam di kawasan lainnya yang disebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki. Oleh karena itu, lembaga Center of Islamic Administration Studies berupaya untuk mengkaji secara komprehensif bahasan mengenai alur perkembangan Islam secara administrasi di Asia Tenggara dikaitkan dengan pertahanan Islam di masa kontemporer.
      Jejak administrasi Islam di Asia Tenggara dimulai sejak penyebaran agama Islam ke wilayah ini. Islam tiba di Asia Tenggara melalui jalur perdagangan, terutama melalui hubungan dagang dengan pedagang Arab dan Gujarat. Penyebaran Islam secara administratif terjadi melalui berbagai proses, termasuk perkawinan antara pedagang Muslim dan penduduk setempat serta pengaruh budaya dan sosial. Sejarah masuknya Islam di kawasan ini diakui oleh banyak pengamat, di antaranya, ialah Thomas W Arnold. Dalam buku klasiknya The Preaching of Islam, Arnold mengatakan bahwa penyebaran dan perkembangan historis Islam di Asia Tenggara berlangsung secara damai. Azyumardi Azra (1999). Dalam karyanya Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan, juga mencatat bahwa penyebaran Islam di Asia Tenggara berbeda dengan ekspansi Islam di banyak wilayah Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang oleh sumber-sumber Islam di Timur Tengah disebut sebagai mengemban spirit 'fath' (atau 'futuh'), yakni pembebasan, yang dalam praktiknya sering melibatkan kekuatan militer. Sebaliknya, penyebaran Islam di Asia Tenggara hampir bisa dikata tidak pernah disebut sebagai futuh yang disertai kehadiran kekuatan militer.
      Selama beberapa abad, Islam terus menyebar di wilayah Asia Tenggara melalui berbagai jalur, termasuk perdagangan, perkawinan, dan penyebaran ajaran oleh ulama dan misionaris. Akibatnya, agama Islam menjadi salah satu agama mayoritas di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, sementara di negara lain seperti Thailand, Singapura, dan Filipina, Islam menjadi agama minoritas yang penting dalam komposisi agama masyarakat. Administrasi Islam di Asia Tenggara terus berkembang seiring berjalannya waktu.
      Administrasi Islam di Asia Tenggara mencakup berbagai aspek organisasi dan struktur kelembagaan yang terkait dengan penyelenggaraan urusan agama, hukum Islam, pendidikan, dan pelayanan publik yang berkaitan dengan umat Muslim di wilayah tersebut. Administrasi Islam dapat berbeda di setiap negara, tergantung pada sistem politik, kebijakan pemerintah, dan kerangka hukum yang berlaku. Adapun organisasi Islam di Indonesia yaitu seperti Syarikat Islam (SI), Muhammadiyah, Persis, Nahdlatul Ulama (NU), Mathla'ul Anwar, Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sedangkan di Singapura terdapat Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS), yaitu badan otonom yang bertanggung jawab atas administrasi agama Islam di Singapura. Begitu pun di negara-negara Asia Tenggara lainnya juga terdapat organisasi-organisasi Islam terkemuka.
      Dengan begitu panjangnya rekam jejak adminisrasi Islam di Asia Tenggara, sehingga Administrasi Islam di Asia Tenggara memiliki potensi untuk memperkuat keterlibatan umat Muslim dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan. Dengan mengedepankan partisipasi masyarakat, akuntabilitas publik, dan pemberdayaan perempuan, administrasi Islam dapat menjadi alat untuk mencapai kemajuan sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H