Pagi itu kita berdua berjalan bersama, menyusuri
jalan kompleks yang basah tersiram hujan semalam.
Arloji di tanganmu mati, dua jarumnya bertumpuk jadi satu,
lalu kau mengetuknya, sekali, dua kali, mendekatkannya
ke telingamu, katamu, "Aku masih punya lima menit lagi."
Tanganku mencari tanganmu agar aku bisa mengukir lima menitmu,
tapi mungkin, mungkin punggungmu tidak.
Di ujung jalan pohon angsana merunduk, tua,
sepi, ingin bertanya kepadamu,
"Siapa gerangan yang ada di sampingmu?"
Di belakang anjing kita mengikuti dengan setia.
Cawang, 21 November 2009.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI