Mohon tunggu...
Chyntia NurAviva
Chyntia NurAviva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Kesehatan Masyarakat

Mahasiswi KKN PHP2D KSR FKM UNDIP Tahun 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UNDIP Ajari Masyarakat Desa Kesongo Buat Pupuk Organik Eceng Gondok Varian Baru

8 Januari 2022   00:00 Diperbarui: 14 Januari 2022   17:47 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Program Pengolahan Sampah Eceng Gondok Menjadi Pupuk Organik Varian Baru

Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang (10/10/21), Tim KKN PHP2D KSR FKM Undip 2021 mengadakan program pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan potensi Desa Kesongo di masa pandemi Covid-19. Chyntia Nur Aviva Hidayat, salah satu mahasiswa KKN PHP2D KSR FKM Undip 2021 dari peminatan Kesehatan Lingkungan menginisiasi program pengolahan sampah eceng gondok menjadi pupuk organik varian baru di TPS3R Desa Kesongo dalam rangka meningkatkan pemanfaatan potensi Desa Kesongo berupa eceng gondok yang jumlahnya cukup melimpah. Sasaran program ini adalah pengurus TPS3R dan karang taruna Desa Kesongo. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran masyarakat Desa Kesongo dalam pengembangan dan pengelolaan potensi Desa Kesongo melalui pembuatan pupuk organik eceng gondok varian baru. Pupuk dengan varian baru ini diberikan untuk meningkatkan kualitas pupuk yang sebelumnya pernah dibuat oleh pengurus TPS3R dan menetapkan takaran yang sesuai pada masing-masing bahan pembuatannya.

Program ini dilakukan karena Desa Kesongo memiliki sumber daya berupa eceng gondok yang melimpah, namun masyarakat masih kurang optimal dalam memanfaatkan potensi eceng gondok. Sebagian besar masyarakat yang memanfaatkan potensi eceng gondok ini hanya sebatas menjual dalam keadaan mentah tanpa melakukan pengolahan lebih lanjut. Selain itu, masih banyak eceng gondok yang dibiarkan menumpuk dan membusuk di sekitar perairan Rawa Pening. Fasilitas TPS3R yang diberikan oleh pemerintah juga belum dimanfaatkan dengan baik.

 Meskipun pengurus TPS3R sudah mengetahui bahwa eceng gondok dapat diolah menjadi pupuk organik, tetapi masih terdapat hambatan dalam penyebarluasan informasi dan pengembangan pupuk organik eceng gondok yang disebabkan karena kurangnya pemahaman, kemauan, dan keterampilan masyarakat. Pengembangan dan pengelolaan potensi Desa Kesongo di masa pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap ekonomi, sosial, pendidikan, dan lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengoptimalan peran masyarakat Desa Kesongo dalam pengembangan dan pengelolaan potensi Desa Kesongo, salah satunya dalam kegiatan pembuatan pupuk organik eceng gondok varian baru.

Pelaksanaan program ini dilakukan secara offline karena Tim KKN PHP2D KSR FKM Undip 2021 menyadari bahwa masyarakat/kelompok sasaran tidak cukup hanya diberikan teori-teori mengenai pembuatan pupuk, melainkan perlu adanya praktik secara langsung untuk memastikan kemampuan dan pemahaman mereka mengenai teori-teori yang diberikan. Kondisi di Desa Kesongo saat ini dinilai semakin membaik, dilihat dari tingkat kematian Covid-19 di Desa Kesongo yang sudah mulai mengalami penurunan dan penyebaran vaksinasi yang masih terus digencarkan untuk menciptakan herd immunity. Begitu juga dengan mobilisasi masyarakat yang sudah kembali seperti semula. Oleh karena itu, tim KKN PHP2D KSR FKM Undip 2021 telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Desa Kesongo untuk melaksanakan berbagai program dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Proses Pembuatan Pupuk Organik Eceng Gondok Varian Baru
Proses Pembuatan Pupuk Organik Eceng Gondok Varian Baru

Kegiatan pembuatan pupuk diawali dengan sosialisasi dan diskusi bersama pengurus TPS3R dan karang taruna Desa Kesongo. Kegiatan dilanjutkan dengan pengumpulan alat dan bahan pembuatan pupuk organik eceng gondok. Bahan utama pupuk organik eceng gondok adalah humus eceng gondok (eceng gondok yang telah mengalami pelapukan di tanah) yang dapat diperoleh secara langsung di Rawa Pening. 

Saat proses pembuatan pupuk, humus eceng gondok yang digunakan harus dalam keadaan sudah diayak dengan mesin pengayak. Selanjutnya, satu per satu bahan ditimbang dengan timbangan digital sesuai dengan komposisi yang ditetapkan. Kemudian dilanjut dengan pembuatan larutan fermentasi pupuk dengan bahan-bahan berupa gula merah, M-21 dekomposer, dan vitamin B1. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan 10 liter air yang terisi di dalam sprayer elektrik. 

Proses selanjutnya adalah pencampuran bahan-bahan yang terdiri dari humus eceng gondok, sekam bakar, dolomit, dan kotoran bebek secara merata. Kemudian larutan fermentasi pupuk disemprotkan pada bahan-bahan tersebut secara merata. Semua bahan yang sudah tercampur kemudian ditutup menggunakan terpal. Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan dokumentasi bersama.

Antusias yang besar dari masyarakat/kelompok sasaran Desa Kesongo terlihat dari partisipasi pengurus TPS3R dan karang taruna Desa Kesongo  dalam mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan serta berpartisipasi dalam proses pembuatan pupuk organik eceng gondok. Komitmen mereka dapat dilihat dari kesediaan dan kemampuan untuk meneruskan dan mengembangkan produksi pupuk organik eceng gondok.

Selain praktik pembuatan pupuk organik eceng gondok dengan varian baru, Mahasiswa KKN PHP2D KSR FKM Undip juga menyerahkan modul “pengolahan sampah eceng gondok menjadi pupuk organik di Desa Kesongo” untuk digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat/kelompok sasaran lainnya, meningkatkan pemahaman tentang pupuk organik eceng gondok, dan menjadi arsip bagi pemerintah Desa Kesongo. Modul ini diserahkan kepada koordinator pupuk yang baru saja dilantik berdasarkan SK (Surat Keputusan) Kelompok Swadaya Masyarakat Mandala Karya Kesongo dan Sekretaris Desa Kesongo selaku perwakilan dari Pemerintah Desa Kesongo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun