Ayah adalah seseorang yang saya hormati, penampilannya sederhana, ia hanya seorang pegawai negeri. Dari kecil ayah mengajarkan kami hidup sedehana, dan beliau selalu menceritakan kisah masa kecilnya yang menurut saya sangat mengharukan. Beliau adalah anak korban perceraian.
Masing-masing dari orang tua ayah, sudah menikah kemabali dan memiliki keluarga baru. Sibuk dengan keluarga baru masing-masing, akhirnya Ayah tersisihkan dari kasih sayang kedua orang tua. Pada akhirnya Ayah di urus oleh kakak perempuan ibunya. Ya...kisah anak broken home selalu meninggalkan luka, yang tak terlihat oleh kedua orang tua.
Dari kisah perjalanan hidupnya, beliau selalu berpesan pada kami.
Jangan pernah tinggalkan solat, karena solat akan menjagamu dari perbuatan buruk.
Solat, solat dan solat. Tak pernah beliau bosan untuk mengingatkan kami. Karena menurut beliau hanya solat yang akan menolong kami di akherat kelak. Ayah tak akan bisa membantu apapun, selain mengingatkan anak-anaknya selagi masih hidup.
Berhati-hatilah dalam hidup, karena apa yang kita lakukan pasti ada balasannya.
Berhati-hati dalam melakukan apapun,seperti tidak menghina orang lain, tidak mengambil hak orang lain, korupsi, selingkuh, zina dan hal-hal yang melanggar norma agama maupun adat. Karena setiap keburukan ataupun kebaikan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita. Jika tidak pada diri sendiri, maka keturunan kita akan ikut merasakannya. Apa tidak kasian pada anak cucu? Mereka yang tidak tahu apa-apa ikut menanggung dosa kita. Nauzhubilah...
Ini yang selalu terngiang dalam benak, tapi saya hanya manusia biasa, pasti pernah melakukan hal-hal tak baik. Namun sebisa mungkin memperbaiki apa yang bisa saya perbaiki.
Tetaplah berbuat baik, karena itu adalah kewajibanmu sedangkan kebaikan orang lain bukan urusanmu.
Sifat manusia terkadang selalu ingin diperlakukan baik oleh yang lain, saat kita berbuat baik dan berharap orang tersebut juga membalas kebaikan kita. Namun saat orang tersebut tak membalasnya, apa yang kita rasakan? Sudah tentu kecewa.