Ginjal merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang memiliki peran penting dalam metabolisme, seperti ekskresi, menjaga keseimbangan air dan elektrolit, serta fungsi endokrin. Meskipun seringkali diabaikan, ginjal menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan kadar mineral di dalam tubuh. Kinerja ginjal secara keseluruhan bergantung pada fungsi nefron, dan gangguan fungsi ginjal terjadi ketika nefron tidak bekerja dengan baik (Verdiansah, 2016). Kalium dan fosfor, dua mineral esensial bagi tubuh, dapat memiliki dampak besar pada kesehatan ginjal jika kadarnya tidak terjaga dengan baik. Essai ini akan membahas bagaimana kedua mineral tersebut memengaruhi fungsi ginjal dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga keseimbangannya.
Kalium adalah mineral penting yang menjaga keseimbangan cairan, mendukung fungsi otot dan saraf, serta membantu kontraksi otot, termasuk jantung. Kalium juga berperan dalam metabolisme dan menjaga tekanan darah agar stabil. Ginjal sehat mengatur kadar kalium dengan menyaring darah melalui nefron dan mengeluarkan kelebihan kalium melalui urin, dipengaruhi oleh hormon aldosteron. Pada penderita gagal ginjal kronis (PGK), ginjal tidak mampu mengeluarkan kalium dengan efektif, menyebabkan hiperkalemia, yang bisa memicu kerusakan saraf, gangguan jantung, dan meningkatkan risiko kematian, terutama pada pasien lanjut (Hidayat dkk., 2020)
Fosfor adalah mineral penting yang berperan dalam berbagai fungsi tubuh, seperti pembentukan tulang dan gigi, fosfor merupakan bagian dari ATP, yang menyimpan energi dalam sel, dan terlibat dalam metabolisme karbohidrat dan lemak, membantu ginjal menyaring darah dan menjaga keseimbangan asam basa, dan berperan dalam transmisi sinyal saraf dan kontraksi otot, termasuk jantung. Ginjal yang sehat secara normal mengeluarkan kelebihan fosfor melalui urine. Ginjal yang sehat secara normal mengeluarkan kelebihan fosfor melalui urine.
Hiperfosfatemia, kondisi di mana kadar fosfor dalam darah terlalu tinggi, paling sering disebabkan oleh gagal ginjal. Kondisi ini terjadi akibat penurunan ekskresi fosfor melalui ginjal, asupan fosfor yang berlebihan, atau pelepasan fosfor intraseluler. Peningkatan kadar fosfor serum akan memicu penurunan kadar kalsium serum melalui pembentukan endapan kalsium fosfat di jaringan lunak. Hal ini kemudian merangsang kelenjar paratiroid untuk meningkatkan sekresi hormon paratiroid, sehingga menyebabkan hiperparatiroid sekunder (Susanti dan Wulandari, 2019).
Kadar kalsium dan fosfor dalam darah memiliki hubungan timbal balik yang disebut patognomonik. Kenaikan kadar salah satu ion akan diikuti penurunan ion lainnya. Mekanisme ini berperan krusial dalam mempertahankan homeostasis kalsium-fosfor, mencegah pembentukan endapan kalsium fosfat yang dapat menyebabkan kalsifikasi jaringan lunak dan vaskular. Kalium dan fosfor memiliki peran penting dalam tubuh dan jika kita tidak dapat menjaga dan mengaturnya dengan seimbang, maka dapat menyebabkan masalah serius (Susanti dan Wulandari, 2019).
Ginjal berfungsi sebagai filter yang mengatur kadar mineral seperti kalium dan fosfor dalam darah. Gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan penumpukan kalium (hiperkalemia) dan fosfor (hiperfosfatemia), yang dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh, terutama jantung dan saraf. Selain itu, kelebihan fosfor dapat menyebabkan pengendapan kalsium di jaringan tubuh, memperburuk kerusakan ginjal. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan elektrolit sangat penting bagi penderita gangguan ginjal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H