Mohon tunggu...
Chusnul Chotimah
Chusnul Chotimah Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam proses belajar :)

Semoga bermanfaat 😁 Yuk kunjungi juga https://www.kutukatakutu.blog/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teh Melati

21 Oktober 2020   21:55 Diperbarui: 21 Oktober 2020   22:02 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://myinnerlandscape.tumblr.com/

Terbangun lebih lambat dari senja. Dengan segala benang rumit di kepala. Mau sampai kapan otakmu terjerat benang itu. Kemari sebentar. Nikmati teh melati ini. Barangkali bisa menguraikan apa yang ada di kepalamu. Kau bilang akan mengurainya bersamaku di penghujung malam. Nyatanya, begitu cepat untuk terlelap.

Duduklah di sampingku, indah bukan. Melihat anak-anak berlarian menuju rumah masing-masing bersiap menemui waktu maghrib. Mereka tampak lugu dan bahagia, seperti tak ada benang yang tergulung di dalam kepala. 

Tampak juga Ibu mereka sedang menunggu. Ada yang membawa sapu bersiap menakuti anaknya, ada juga yang tak memegang apapun, tetapi suaranya begitu nyaring terdengar hingga rumah tetangganya meneriaki nama sang buah hati.

Minumlah. Aku membuatnya khusus untukmu. Kini, apakah benang-benang itu sudah terurai dengan baik?

2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun