Problem Solving akibat Keberadaan Mertua
Kehadiran mertua sebagai orang ketiga perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena apa? Karena, terkadang mertua justru malah menjadi sumber permasalahan didalam keluarga yang akan berujung perceraian. Seperti yang biasanya dilakukan mertua yaitu banyak mengatur, senang menilai/mengkritik, hobi gossip kesana kesini, dan sebagainya.
Diakui atau tidak, kehadiran mertua didalam sebuah rumah tangga terkadang menjadi pemicu keretakan hubungan suami istri (Deni Mahardika, 2015). Menurut Komarudin Ibnu Mikam didalam buku (Sekuntum Cinta Untuk Istriku) menjelaskan, mertua adalah orang yang sudah puluhan tahun hidup bersama pasangan, sejak ia lahir sampai menjadi pasangan hidup Anda. Oleh sebab itu, tak jarang diantara berbagai pasangan yang tidak tinggal bersama mertua atau justru mertua lah yang tinggal bersama nya.
Bagaimana juga, keberadaan mertua didalam sebuah rumah tangga membawa dampak tersendiri bagi hubungan suami-sitri. Baik dampak positif maupun negative. Akan tetapi kebanyakan malah dampak negatifnya yang diberikan oleh mertua. Terkadang antara mertua dan menantu jarang sekali bisa akur dan rukun. Entah itu memang mertua yang suka sekali mengatur menantu atau malah menantu nya yang sering salah paham maupun cerewet. Dari masalah tersebut secara langsung ataupun tidak langsung bisa berdampak negative bagi keharmonisan dalam rumah tangga .
Menurut Hendra Sipayung dalam sebuah buku (Menantu vs Mertua; Trik Ampuh Membina Hubungan Baik Antara Menantu dan Mertua) menjelaskan, konflik antara menantu dan mertua merupakan salah satu momok bagi setiap rumah tangga yang suaminya memiliki ibu. Situasi ketegangan antara keduanya menjadi salah satu penyebab berkurangnya kebahagiaan pada sebuah rumah tangga. Tidak jarang konflik tersebut berujung pada perceraian. Permasalahan lain yang ditimbulkan yaitu berhubungan dengan pola asuh anak. Anna Yulia juga menambahkan dalam buku (Working Mom andKids), bahwa kehadiran mertua dapat memicu pertengkaran antara pasangan suami-istri karena adanya perbedaan pola asuh dan gaya hidup yang diterapkan oleh si nenek (mertua) kepada cucunya. Selain itu, mungkin suami akan merasa canggung karena sang istri menjadi tidak betah tinggal dirumah karena adanya mertua yang suka mengatur dan ikut campur dalam urusan rumah tangga.
Lantas kali ini bagaimana cara menghadapi mertua yang banyak bicara?
Jika memiliki mertua yang banyak bicara tentu saja tidak enak. Setiap hari nya selalu ada saja yang dikomentar atau ditanggapi. Mulai dari permasalahan penataan rumah, cara memasak, bagaimana mengurus suami atau istri dan anak, bahkan sampai masalah keuangan rumah tangga. Adapun solusi untuk mengatasi masalah mertua yang ceriwis menurut (Deni Mahardika, 2015: 221-222) yaitu:
- Hadapi dengan kepala dingin. Omelan atau komentar pedas mertua tidak boleh dimasukan kedalam hati dan tidak boleh dihadapi dengan emosi. Orang bijak mengatakan bahwa api tidak boleh dilawan api. Hadapi mertua yang banyak bicara dengan kepala dingin. Apabila mertua kerap memberikan kritik yang cenderung mencerca, Anda perlu mendengarkan tanpa memberikan sedikit pun balasan. Sebab, jika memotong kalimat saat ia tengah bersemangat mengkritik, sangat mungkin ia malah bertambah emosi.
- Berikan pembelaan diri. Apabila dituduh melakukan perbuatan yang tidak dilakukan, maka Anda harus membela diri. Namun, dalam membela diri pun ada aturannya. Tidak boleh dilakukan sembarangan demi menghindari pertikaian. Pada umumnya, mertua yang sedang mengomel tidak mau tahu alasan Anda. Oleh karena itu, pembelaan diri Anda harus disampaikan dengan kata-kata yang sopan supaya menyinggung perasaannya.
- Berbicara baik-baik. Menghadapi mertua yang ceriwis tidak boleh dilakukan dengan serupa. Apabila Anda tidak mampu menahan diri dalam mengahdapi omelan mertua, hal tersebut dapat menimbulkan pertikaian. Hal yang harus dilakukan adalah berbicara baik-baik, yakni sopan dan penuh kelembutan. Dalam hal menghadapi mertua, Anda sebagai menantu harus banyak mengalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H