Mohon tunggu...
khusnul khasanah
khusnul khasanah Mohon Tunggu... mahasiswa -

✩✩كن متفائلا ولا تكن متسائما✩✩ Dibalik kesuksesan ku ini, karena ridho Allah serta berkat adanya do'a darimu abah umik

Selanjutnya

Tutup

Drama

Bernostalgia Bersama Pendekatan Waldrof

7 April 2017   00:32 Diperbarui: 7 April 2017   08:00 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum saudara kompasiana

Apa kabar semua? Bagaimana dengan aktivitas-aktivitas keseharian Anda? Sudah kah bahagia hari ini?

Semoga selalu dalam lindungan Allah swt.

Tahukah saudara kenapa harus dengan judul diatas? Dan apasih maksud isi dari adanya judul seperti itu?

Saya yakin, saudara tidak bertanya-tanya tentu nya. Hihi

Wong yo gak garai kepo toh? Aku pun yo gak kepo asline. Hehe. Tapi ndak opo2, kita simak bareng-bareng aja meskipun ndak memikat hati. Setidaknya sudah membahagiakan penulis karna sudah dibaca artikelnya☺☺

sudah sudah. Kok malah ngonyol toh ini. Ntar malah kebanyakan rekayasa nya dari pada tulisan sesungguhnya😊.

Nah kita mulai yah. Jadi kita kali ini akan bernostalgia smasa kecil dulu saudara bersama pendekatan waldrof.

Sebelum nya tahukah Anda apa itu pendekatan waldrof? Pendekatan waldrof menurut Rudolf Steiner ialah menciptakan teori tentang perkembangan anak terfokus pada raga anak yang dimiliki nya, anak meniru orang dewasa yang ada disekitar nya untuk memperlajari atau mengenali tentang dunia. Model pendekatan waldrof ini bertujuan untuk meningkatkan lingkungan pembelajaran yang sehat, tidak tergesa-gesa, dan sesuai dengan perkembangan anak usia dini.

Pada pendekatan waldrof ini memiliki 3 (tiga) teknik permainan untuk anak. Diantaranya melalui:

1. Teknik Pupet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun