Mohon tunggu...
khusnul khasanah
khusnul khasanah Mohon Tunggu... mahasiswa -

✩✩كن متفائلا ولا تكن متسائما✩✩ Dibalik kesuksesan ku ini, karena ridho Allah serta berkat adanya do'a darimu abah umik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebohongan Ada Dimana-mana! Yuk, Mulai "Melek Aksara"

20 Maret 2018   05:54 Diperbarui: 20 Maret 2018   06:47 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan literasi saat ini sedang melonjak tingkatan tinggi diberbagai negara, khususnya di negara Indonesia. Saat ini pemuda-pemudi Indonesia sedang jatuh cinta terhadap literasi. 

Dunia mereka adalah dunia aksara. Pengetahuan-pengetahuan yang mereka dapatkan akan dikembangkan dan dikemas sebagus mungkin dalam bentuk sebuah karya seperti buku, majalah, dan lain sebagainya agar selalu tetap terbaca dan bermanfaat bagi seluruh warga Indonesia, baik kalangan anak-anak, remaja, hingga lansia. Selain itu pula, mereka mengadakan sekolah literasi mulai dari tingkat anak-anak hingga dewasa dan semua berisi tentang dunia kependidikan

Bagi pemuda Indonesia, bukan hanya para koruptor saja yang bisa menampilkan aktingnya dalam dunia politik kemudian merasa bangga saat di shoot oleh media, akan tetapi mereka juga bisa bermain akting melalui tulisan-tulisan mereka yang nantinya pun akan ditunjukkan pada dunia bahwa mereka mampu dengan kemampuan mereka sendiri. 

Perbedaan akting pemuda-pemudi Indonesia dengan para koruptor ialah pemuda "mampu memecahkan permasalahan serta menghasilkan karya untuk negara" sedangkan koruptor "menimbulkan problem dan mengumbar janji palsu pada rakyat".

Iqro' (bacalah)! Allah sendiri telah memerintahkan pada hambanya dalam Al-Qur'an Surat al-Alaq ayat pertama yang berisikan tentang anjuran untuk membaca. Membaca sendiri memiliki arti sebagai suatu kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi. yang mana tanpa didasari membaca,  informasi dan pengetahuan sangatlah minim untuk bisa didapatkan. 

Bapak Presiden RI pertama pernah berpesan kepada rakyat nya "Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya". Selain itu Buya Hamka pun berkata "Membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik". Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna (Mohammad Hatta).

definisi-membaca-5ab04accdd0fa84ff018a492.jpg
definisi-membaca-5ab04accdd0fa84ff018a492.jpg
Setelah membaca (mendapatkan ilmu), dianjurkan pula oleh Rasulullah saw. untuk menuliskannya. Sebagaimana sabda-Nya:  yang artinya "ikatlah ilmu dengan cara menuliskannya". Imam Asy-Syafi'i r.a juga berkata: "ilmu itu bagaikan hewan buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruan dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja".

Dengan kita rajin membaca, kita akan tahu peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada dunia kita dan kita tidak akan mudah lagi untuk dibohongi dan dibodohi. Begitu juga dengan menulis, dari peristiwa yang telah terjadi maka kita catat agar semua orang pun dapat turut membaca, bahkan orang awam sekalipun. Melalui hal ini juga menjadi salah satu kesempatan bagi kita untuk mengamalkan ilmu yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun