Minggu (22/10), bumi Arema diguyur keberkahan lautan para santri dan poro romo kyai. Tepatnya di kampus UNISMA Malang. Terhitung dari tanggal 20 Oktober, berbagai acara telah digelar untuk memperingati Hari Santri Nusantara, mulai dari pengibaran bendera Merah-Putih dan dilanjut bendera Nahdlatul 'Ulama diberbagai Universitas khususnya Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dibawah pimpinan Rektor Prof. Abdul Haris, M.Ag. Kemudian pengadaan Kirab Santri yang diadakan oleh Ponpes Sabilur Rosyad, Karang Besuki-Sukun-Malang dibawah pimpinan K.H Marzuki Mustamar, yang diikuti oleh berbagai santri mulai dari santri TPQ-MI-SMPI-SMAI hingga santri dari kalangan Mahasiswa dan juga berbagai event perlombaan diberbagai pesantren lainnya hingga dari Pengurus Cabang Nahdlatul 'Ulama (PCNU) Kabupaten Malang dengan bertemakan Santri dan NKRI.
Pada puncaknya, atas inisiasi dari Jamaah Cangkrukan Gus Dur asuhan wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Timur K.H Marzuki Mustamar dan atas ketersediaan kerja sama dari Rektor UNISMA lebih dari tigaa ribu santri dari berbagai Pondok Pesantren se-Malang Raya berkumpul di kampus UNISMA untuk mengikuti upacara pengibaran bendera Nahdlatul 'Ulama pemecah Rekor Muri dengan ukuran 45x30 M. Pengibaran bendera dipimpin langsung oleh Rektor UNISMA Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si. Selaku pemimpin upacara beliau mengatakan "Dengan kebersamaan dan paguyuban seperti inilah kita akan terus membangkitkan semangat juang kita, semangat pengabdian kita kepada agama, bangsa, dan Negara kita terutama Nahdlatul 'Ulama". Dan beliau pun berpesan "santri harus jadi Agent of Change mampu menjadi penyejuk ditengah-tengah masyarakat yang plural, santri juga harus menguasai berbagai bidang pengetahuan. Tidak hanya agama melainkan juga pengetahuan umum, teknologi dan lain sebagainya yang dapat mendukung kemajuan bangsa dan negara".
Peringatan Hari Santri Nasional tahun ini ialah peringatan tahun yang ke-3. Diadakannya Hari Santri yakni merujuk pada peristiwa sejarah Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU K.H. Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober tahun 1945 di Surabaya untuk mencegah kembalinya tentara kolonial Belanda yang mengatasnamakan NICA. K.H. Hasyim Asy'ari sebagai ulama pendiri NU menyerukan jihad dengan mengatakan bahwa "membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu 'ain atau wajib bagi setiap individu". Seruan jihad yang dikobarkan oleh K.H. Hasyim Asy'ari itu membakar semangat para santri arek-arek Surabaya untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.
Jenderal Mallaby pun tewas dalam pertempuran yang berlangsung 3 hari berturut-turut tanggal 27, 28. 29 Oktober 1945. Ia tewas bersama dengan lebih dari 2000 pasukan Inggris yang tewas saat itu. Hal tersebut membuat marah angkatan perang Inggris, hingga berjuang pada peristiwa 10 November 1945 yang pada tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Penetapan Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober disambut baik oleh Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU). PBNU menilai bahwa pemerintah sudah mengakui bahwa santri berperan besar dalam pergerakan perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. "kita mengapresiasikan langkah tepat Presiden. Ini merupakan sebuah pengakuan negara terhadap 22 Oktober sebagai hari bersejarah terkait fatwa bela tanah air" tegas Sekjen PBNU H. Helmy Faisal Zaini.
Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H