Melihat kondisi ini hal yang paling penting untuk dilakukan demi kesolehan individu dan sosial anak-anak khususnya dan semua orang pada umunya adalah pendidikan dan penanaman akhlak. Pendidikan dapat dipahami sebagai aktivitas (upaya sadar) yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik dalam aspek perkembangan  jasmani dan rohani, baik secara formal, informal maupun non-formal.
Akhlak merupakan sifat yang tertanam kuat dalam diri seseorang kemudian menjelma menjadi suatu perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran yang berlarut larut. Jika perbuatan itu baik maka disebut akhlak terpuji, dan jika perbuatan itu buruk maka di sebut akhlak tercela.
Mengapa pendidikan akhlak sangat penting diterapkan?
Bahwa pendidikan akhlak sejak usia dini merupakan pendidikan awal, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting, karena orang tua adalah pengenalan pertama tentang pendidikan.
Penanaman akhlak sejak dini pada anak akan membantunya dalam bersosialisasi dengan lingkungannya, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Anak akan terbiasa berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai agama. Penanaman nilai-nilai dan materi akhlak ini harus disertai pula dengan memberi penanaman akan manfaat dan kegunaan anak dalam berperilaku akhlak, sehingga anak mengerti dan paham atas apa yang mereka kerjakan dan ucapkan.
Dalam melaksanakan pendidikan akhlak terhadap anak diperlukan cara atau metode yang tepat dalam penyampaiannya. Terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses pendidikan dan penanaman akhlak pada anak, antara lain metode uswah (keteledanan), riyadhah (latihan pembiasaan), mauidhah (nasehat), dan  qishah (bercerita)
- Metode uswah (keteladanan) adalah suatu cara dalam pendidikan Islam yang menjadikan figur guru, petugas sekolah lainnya, orang tua serta anggota masyarakat sebagai cermin bagi peserta didik, melalui pemberian contoh yang baik kepada anak berupa ucapan dan perbuatan. Metode keteladanan ini menjadi metode yang paling tepat dalam pendidikan akhlak, karena tanpa keteladanan apa yang diajarkan kepada anak-anak akan hanya menjadi teori belaka. Dengan adanya keteladanan yang  baik  itu,  maka akan menumbuhkan hasrat  bagi  orang  lain  untuk  meniru  dan  mengikutinya. Melalui metode ini pula, Rasulullah saw diutus oleh Allah swt menjadi suri teladan yang baik bagi umat manusia. Berbekal akhlak yang mulia itu, beliau saw berhasil dan sukses dalam berdakwah, mendidik dan membimbing umat manusia menjadi manusia yang beriman, berilmu, berakhlak dan berperadaban yang tinggi.
- Metode riyadah (latihan dan pembiasan) ialah teknik pembelajaran kepada peserta didik dengan dikerjakan secara berulang-ulang. Â Pembiasaan akan memberikan manfaat yang mendalam bagi peserta didik, anak akan lebih terbiasa berperilaku dengan nila-nilai akhlak karena pembiasaan berperan sebagai efek latihan terus menerus. Metode pembiasaan ini telah diterapkan oleh Rasulullah saw dalam melakukan sesuatu dengan membiasakan dasar-dasar tata krama pada anak-anak, seperti etika makan dan minum, berdoa sebelum dan sesudah bangun tidur. Beliau juga membiasakan anak-anak melaksanakan kewajiban shalat, sejak usia tujuh tahun agar di usia dewasa kelak, mereka terbiasa dan mudah melaksanakannya.
- Metode Mauidhah (nasihat)Â ialah sajian bahasan tentang kebenaran dan kebajikan dengan maksud mengajak orang yang diberi nasihat untuk menjauhkan diri dari bahaya dan membimbingnya ke jalan yang bahagia dan berguna baginya. Pemberian nasihat dan peringatan hendaknya dengan cara yang mampu menyentuh kalbu serta mampu menggugah peserta didik untuk mengamalkannya. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan akhlak pada anak, maka kata-kata yang bagus (nasehat) hendaknya selalu diperdengarkan di telinga anak-anak, sehingga apa yang didengarnya tersebut masuk dalam hati yang selanjutnya tergerak untuk mempraktikkannya dalam kehidupan.
- Metode Qishah (bercerita) merupakan metode pembelajaran dengan cara komunikasi yang bersifat universal dan sangat berpengaruh terhadap kejiwaan anak. Cerita atau dongeng merupakan metode yang sangat baik untuk peserta didik khususnya peserta didik usia prasekolah. Melalui bercerita  akan membuat peserta didik mengerti hal-hal yang baik dan buruk, mengajarkan anak untuk mengenali buku-buku dan menimbulkan minat baca pada mereka, dan memperkuat daya imajinasi dan mempertajam daya kreatif peserta didik.
Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk membentuk akhlak yang mulia pada anak usia dini :