Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Profesi Peneliti, Suatu Tekanan atau Menyenangkan?

20 Januari 2025   10:11 Diperbarui: 20 Januari 2025   10:11 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penelitian Pustaha Laklak di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara (Sumber: Balai Arkeologi Sumatera Utara)

Di Indonesia profesi sebagai seorang peneliti masih dibilang sangat jarang. Meskipun dalam instansi pemerintahan maupun swasta ada satu bagian yang biasa disebut dengan Bidang Penelitian dan Pengembangan, namun secara legalitas jabatan Peneliti hanya ada di instansi pemerintahan yang bernama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Instansi yang berdiri sejak tahun 2021 ini merupakan leburan dari beberapa instansi penelitian seperti LIPI, LAPAN, BATAN, BPPT, Lembaga Eijkman, dan unit yang melaksanakan tugas dan fungsi penelitian di lingkungan kementerian atau lembaga pemerintah.

Sebagai seorang peneliti tentu tugas utamanya adalah penelitian. Terlepas dari isu pro dan kontra terkait peleburan lembaga tersebut, tentu hal itu berdampak pada cara menjalani pekerjaan para peneliti sesuai bidangnya. Jika di instansi sebelumnya peneliti lebih leluasa, lebih menangani banyak hal di kantornya, kini para peneliti lebih dibuat semakin fokus dengan pekerjaannya.

Banyak kelebihan dan kekurangan menjadikan peneliti ini sebagai sebuah profesi. Tidak sedikit para peneliti yang mengeluh dan merasa terjebak dengan profesinya, pun banyak juga yang senang dan bisa fokus menggeluti profesi penelitinya. Setidaknya ada 3 hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan sebagai seorang yang berprofesi sebagai peneliti:

1. Menyalurkan hobi. Sebagai seorang peneliti, keingintahuan akan suatu hal serta hobi menulis membaca menjadi hal yang wajib untuk digemari. Tanpa memiliki passion itu sepertinya akan kesulitan menjalani hari-hari sebagai peneliti. Jika seseorang memiliki hobi eksplore, hobi membaca, dan kegemaran menulis sudah tentu tepat jika memilih profesi sebagai peneliti, karena pekerjaan peneliti selalu bergelut dengan hal-hal semacam itu. Sebaliknya, hal tersebut akan menjadi suatu kekurangan dan siksaan bagi seseorang yang tidak memiliki kegemaran membaca dan menulis namun dia memiliki jabatan peneliti. Meskipun demikian, semua kendala tersebut bisa diatasi dengan membentuk kebiasaan baru agar peneliti menggemari menulis dan membaca.

2. Pengahasilan Besar. Sebagai seorang yang berprofesi sebagai peneliti, terutama yang berada di instansi Pemerintah dalam hal ini BRIN, memiliki take home pay yang cukup besar dibandingkan dengan ASN dengan jabatan lainnya. Tunjangan peneliti memiliki grade paling besar dibandingkan dengan tunjangan fungsional lainnya. Penawaran penelitian dan kerjasama juga bisa dijadikan tambahan penghasilan. Namun demikian, masih banyak yang mengeluh karena banyak terbitan jurnal yang harus membayar dengan mengeluarkan uang pribadi. Selain itu tingkat kompetisi yang cukup ketat dan berbagai aturan-aturan instansional yang membuat para peneliti kesulitan naik jenjang dan membuat para peneliti akhirnya berbelok arah untuk mutasi dan beralih profesi. 

3. Bisa Melanjutkan Sekolah. Bagi peneliti yang masih memiliki gelar sarjana S1 atau magister S2, sangat diwajibkan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat tertinggi yaitu Doktor S3. Hal ini tentu menjadi motivasi dan cambuk bagi para peneliti untuk dapat melanjutkan kuliah. Hal ini menjadi prestise tersendiri bagi para peneliti yang berhasil melampaui itu. Pun disisi lain banyak yang tertekan dengan kebijakan tersebut. Banyak yang pada akhirnya hanya menunggu masa pensiun atau bagi yang muda memilih untuk beralih profesi.

Setidaknya 3 hal di atas menjadikan beberapa orang yang memiliki profesi sebagai peneliti merasa semakin tertekan, namun tidak sedikit yang menganggap hal ini adalah suatu yang menyenangkan dan tidak memberatkan sama sekali. Keputusan pribadi menjadi hal yang paling utama untuk memutuskan pilihan karir tersebut, tetap bertahan sebagai seorang peneliti dan menjadikan profesi tersebut menjadi hal yang menyenangkan ataukah jika sudah merasa tertekan segera beralih profesi ke hal yang lebih membahagiakan dan tentunya sesuai passion. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun