Di sisi lain, akhirnya Ki Heon pun menyadari bahwa perintah yang ia dapatkan ternyata hanya untuk keuntungan perusahaan semata. Mereka tidak memikirkan nasib Seobok beserta ibunya. Mereka hanya memanfaatkan Seobok untuk mengambil sumsum tulangnya dan mengekstrak sel IPS. Dengan mengumpulkan 40ml per hari, mereka akan mampu mengumpulkan setidaknya 1 liter dalam sebulan.
Tentu Ki Heon tidak bisa menerima cara berfikir seperti itu. Bagaimanapun juga Seobok adalah manusia. Tidak sepatutnya Seobok diperlakukan bak kelinci percobaan seperti layaknya binatang. Seobok tidak seharusnya menjadi objek penelitian tanpa memikirkan bagaimana perasaannya.
Pada akhirnya Ki Heon melawan dan mencoba membunuh rekannya itu. Namun Ki Heon berhasil dibekukan. Tak lama dari itu, Seobok pun berhasil melepaskan diri dari kursi ikatannya. Seobok mulai menghancurkan ruang laboratorium itu. Satu persatu ia musnahkan dengan kekuatan pikiran yang ia miliki.
Bahkan ketika serangan datang dari kelompok lain pun Seobok berhasil melawan. Dengan kekuatannya, ia mengangkat tanah dan memporak-porandakan area tersebut. Dia menghancurkan semuanya bahkan hampir membakar semua yang tersisa. Beruntung Ki Heon mencegahnya.
Ki Heon mengatakan tidak seharusnya Seobok menghancurkan semuanya. Namun Seobok tak mampu mengendalikan itu. Seobok meminta agar Ki Heon segera membunuhnya saja demi menyelamatkan dunia dari niat jahat para kelompok berkepentingan itu.Â
Dengan ragu-ragu akhirnya Ki Heon menembakkan peluru tepat di dadanya. Seobok pun langsung terbaring. Akhirnya ia bisa merasakan tidur yang selama ini tidak pernah dirasakannya. Seobok mengakhiri hidupnya demi menyelamatkan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H