Dalam Penelitian Arkeologi terdapat satu metode pengumpulan data yang disebut dengan ekskavasi. Ekskavasi menurut Kamus KBBI adalah penggalian yang dilakukan di lokasi yang mengandung situs/benda purbakala.Â
Tentu karena lokasi yang diduga mengandung cagar budaya tersebut maka perlu perlakuan khusus agar situs atau artefak yang ditemukan tidak rusak. Pada prinsipnya ekskavasi adalah merusak situs, karena aktivitas menggali. Artefak akan otomatis terlepas dari konteks penemuannya. Maka diperlukan cara supaya situs atau artefak tersebut dapat terekam dengan baik.
Karena ekskavasi adalah aktivitas menggali maka banyak digunakan alat-alat pertukangan dalam melakukannya. Setiap akan melakukan penelitian Arkeologi khususnya ekskavasi, berbagai persiapan dilakukan termasuk pembelian alat-alat pertukangan.Â
Berikut beberapa perlengkapan tukang yang biasa digunakan dalam melakukan ekskavasi.
1. Parang
Parang biasa digunakan dalam melakukan ekskavasi karena area atau lahan yang digunakan sebagai tempat ekskavasi biasanya berupa lahan ilalang, ladang, hutan, atau tempat-tempat yang jarang dikunjungi oleh masyarakat. Tentu kondisinya sangat rimbun dengan semak belukarnya.Â
Parang digunakan untuk membersihkan area situs agar dalam melakukan ekskavasi semua anggota menjadi lebih nyaman dalam bekerja. Selain itu agar area yang digali menjadi lapang dan bersih sehingga proses pendokumentasian dapat berjalan dengan baik.
2. Meteran
Meteran dibutuhkan dalam melakukan ekskavasi karena setiap perekaman data harus dilakukan dengan akurat dan teliti. Angka dan ukuran menjadi hal yang wajib untuk dilakukan sehingga langkah-langkah penggaliannya dapat terus terkontrol.Â
Meteran selalu digunakan mulai dari pembukaan lahan, hingga ekskavasi akan berakhir. Menghitung luasan situs, luasan kotak ekskavasi, hingga kedalamannya harus menggunakan meteran. Tentu ukuran meteran bisa fleksibel tergantung kegunaannya. Bahkan masing-masing anggota sebaiknya wajib memegang alat pertukangan yang satu ini.Â