Mohon tunggu...
Lyfe

Budaya Apatis Masih Tertanam Dalam Jiwa Muda

1 Januari 2017   22:21 Diperbarui: 1 Januari 2017   22:31 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin bertambahnya zaman, semakin berkembang, dan semakin pula pemikiran para khalayak terutama kaum muda pun berubah. Dimana meraka sekarang sudah terkontaminasi dengan tehnologi yang semakin canggih. Hal ini membuat kaum muda memiliki jiwa yang apatisterhadap lingkungan sekitar. Dengan budaya barat yang sekaran telah dijadikan sebagai panutan oleh sebagian besar kaum muda , malah membuat image yang kurang baik bagi mereka. dari gaya pakaian yang sangat tidak pantas dikenakan mereka, yang jelas-jela tidak mencerminkan budaya asli asli Indonesia. Selain itu gaya hidup mereka  yang bebas, membuat kalangan muda semakin bobrok dalam kehidupannya. Dimana- mana terjadi sex bebas, penggunaan obat terlarang yang membuat masa depan mereka tidak memiliki tujuan apapun. 

Peran anak muda sebagai penerus bangsa sangat diharapkan oleh kita semua sebagai penduduk Indonesia. Namun dengan sikap dan gaya hidup mereka bisa memupuskan harapan para orang tua yang sangat menginginkan anaknya untuk sukses dalam meraih masa depan. Dan inilah adalah salah satu contoh yang telah menjadibudaya atau kebiasaan anak muda, dimana sikap apatisme terhadap lingkungan di sekitar. Sangat sedikit sekali yang masih mau memiirkan keadaan lingkungan sekitar, misal gotong royong, iktu dalam membersihkan lingkunag, dan menjadi sukarelawan korban bencana. Banyak dari mereka hanya berkutat pada kecanggihan alat komunikasi, yang membuat mereka tidak memiliki jiwa sosial yang tinggi. Contoh lain, anak mudapun sekarang lebih memilih untuk jalan-jalan ke mol atu pusat perbelanjaan, dimana mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Menghabiskan uang orang tua dengan makan di tempat ayng mewah, belanja di tempat yang mahal, namun tanpa mereka sadari, masih banyak di pinggiran mol yang mengais-ngais sampah untuk mencari makanan. Mereka hanya berfoya-foya memotret sana-sini, tentang apa yang mereka lakukan, tak lupa mereka abadikan dan memasukkannya ke media sosial, hal itu agar banyak orang yang melihat dan mengetahui, bahwa ia bisa makan di tempat yang mewah, belanja di tempat yang mahal, jalan-jalan kesana kemari. Hanya sekedar membutuhkan pencitraan saja mereka lakukan semua itu.. tak ingat bahwa dijalanan, perkampungan kumuh, panti asuhan serta yang lainnya masih butuh uluran tangan kaum muda sebagai kaum yang sangat di harapkan dapat mengubah masa depan dan keadaan bangsa. Untuk itu, mari berpikirlah sejenak, merenungkan arah dan tujuan masa depan nasib bangsa ini, karena dengan gerakan yang dilakukan oleh kaum muda, cukup mengubah keadaan bangsa hingga dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun