kegiatan ini, KWT di desa sumbersuko wagir bisa berdaya kembali.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang membantu Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk menghidupkan kembali program – program yang sudah tidak berjalan. Salah satu upaya yang akan dilakuakan adalah dengan memberikan pelatihan serta penyuluhan berupa pembuatan tanaman hidroponik dan budidaya ikan lele. Diharapkan dariKegiatan tersebut dilakuakn dalam kegiatan Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 35 Gelombang 11 dengan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Lailatul Mauludiyah, S.S., M.Pd.I. “Disini kami memberikan sebuah inovasi dengan cara menggabungkan dua kegiatan berbeda yaitu tanaman hidroponik dan budidaya ikan lele, dalam program ini harapannya para warga khususnya anggota dari KWT dapat memanfaatkan lahan yang seminimalisir mungkin untuk menghasilkan dua produk dalam satu kali jalan.” Ujar Muhammad Iqbal Asian selaku ketua koordinator kelompok PMM. Program tersebut memanfaatkan media berupa ember untuk dijadikan lahan budidaya ikan lele sekaligus di tanami sayur mayur hidroponik di atasnya, hal tersebut dinilai efektif dalam penghematan tempat dan juga mudah di kelola oleh ibu rumah tangga maupun masyarakat awam.
Kegiatan yang dilaksankan di Desa Sumbersuko Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Jawa Timur tersebut di sambut dengan hangat oleh warga setempat,”Antusiasme warga sangatlah luar biasa! Tak hanya menyambut saja mereka juga memberikan dukungan penuh terhadap program yang kami laksanakan” ujar Churin ‘In Indaryadi salah satu anggota kelompok PMM. Tidak dapat di pungkiri lagi antusiasme luar biasa tersebut tak lepas dari kebutuhan warga Desa Sumbersuko karena minimnya lahan pertanian disana dengan tingkat permintaan untuk aneka sayur mayur yang melimpah, mereka juga membutuhkan kegiatan kegiatan untuk mengisi sisa waktu luang dengan tingkat kerumitan rendah serta memberikan sebuah keuntungan bagi kebutuhan rumah tangga.
Terlepas dari itu semua, program tersebut juga sudah di canangkan oleh bapak Subhan selaku Kepala Desa Sumbersuko beberapa waktu silam. Di lansir dari hasil wawancara Bersama Kepala Desa bahwasannya program KWT selama ini hanya sebatas menanam jahe jahe an yang memerlukan lahan sekaligus waktu banyak dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut juga dinyatakan berhenti semenjak pandemi dan keaadaannya menjadi kurang terurus bahkan tak sedikit tanaman tersebut mati karena kurangnya perawatan. Melihat kejadian tersebut PMM Kelompok 35 gelombang 11 mengambil peluang besar untuk menerapkan sistem tanam hidroponik yang simple dan tidak memerlukan perawatan maupun lahan besar, dan juga turut memenuhi kebutuhan dari warga sekitar dalam mengisi kebutuhan dapur mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H