Mohon tunggu...
Chumills Deja Vu
Chumills Deja Vu Mohon Tunggu... -

sedang mencoba buat jadi penulis, sekarang ini sedang mencoba menyelesikan satu novel, dan mengisi waktu luang dengan membaca dan menulis cerita fanfics.\r\nbekerja di penerbit Jentera Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Silent Love

13 Juli 2014   12:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:29 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jatuh cinta adalah satu hal yang tidak pernah menjadi rencana, seperti yang diyakini  banyak orang bahwa cinta akan selalu datang begitu saja. Cinta tidak akan pernah menjadi rencana, cinta hanya akan menjadi satu catatan untuk suatu ketika, pada suatu masa, ditunggu namun tidak bisa diharapkan untuk datang tepat waktu. Dan tidak ada seorang pun yang tidak berharap bahwa cinta akan datang saling bersambut, bertaut, menjadi satu rangkaian, jalin berjalin, terjalin dan lalu terikat. Kadang cinta datang sebagai tunggal, sebagai rasa yang hanya dimiliki sendiri. Bahwa kembang harapan hanya tumbuh menjadi belukar tanpa kuncup yang kelak mekar dan semerbak. Tidak ada pilihan lain selain mencabutnya dan membuangnya dan kemudian membuat harapan sekali lagi pada catatan untuk suatu ketika, pada suatu masa akan ada benih baru dan semoga cinta tumbuh dan berbunga.

Namun kadang ternyata belukar itu tumbuh rimbun, tidak menawarkan apapun selain teduh selayak kasih tulus. Meski tidak diinginkan, tidak dipandang, tidak dijaga, ia tetap tumbuh rimbun... teduh...

~

"Aku tidak punya cinta untukmu"

Hatiku patah tak terbantahkan mendengar pengakuanmu itu, sakit luar biasa, namun begitu,

"I didn't ask you to love me, just let me stay"

kamu menatapku dengan tanpa ekspresi.

"Aku akan mencintaimu dalam diam"

"Kamu akan terluka" katamu sambil menatapku dengan tajam.

"Aku tahu, tidak apa-apa" sahutku mantap meskupun aku tahu dia berkata benar kalau aku akan terluka dan menghadapi rasa sakit yang luar biasa yang mungkin akan membuatku memangis. Tapi dia tidak akan melihatku menangis. dia tidak perlu melihat, tidak perlu tahu.

"Mau sampai kapan?" tanyamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun