Mohon tunggu...
Risa Rahmawati
Risa Rahmawati Mohon Tunggu... -

Saya adalah salah satu makhluk dibumi ini yang mencintai alam, menyayangi sesama saya terutama mereka yang tidak seberuntung saya dan akan menjadi hamba Allah selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Cintaku Pada Bumi

6 Maret 2010   09:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_87561" align="aligncenter" width="300" caption="Foto"][/caption]

Saya adalah seorang remaja yang lahir di desa. Dikelilingi aliran sungai dan terhampar luas sawah sejauh mata memandang. Sayapun bersekolah di bawah kaki gunung Cililin Kabupaten Bandung Barat yang terbilang masih asri, meskipun masyarakatnya memang sudah mulai melek terhadap teknologi.Dan rupanya, hal tersebut menjadikan saya terlahir sebagai anak yang sangat mencintai alam. Awalnya kecintaan saya terhadap alam hanya sebatas mengagumi saja, tetapi hal itu berubah ketika saya mulai menginjak SMP dan mengetahui bahwa berbagai bahaya besar terhadap lingkungan dan bumi ini sedang terjadi di sebabkan karena ulah manusia sendiri yang tidak bertanggung jawab. Termasuk hal yang paling banyak diperbincangkan saat ini adalah Global Warming. Sejak saat itu, sayapun mulai melakukan tindakan-tindakan kecil yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan bumi tercinta ini. Salah satunya adalah dengan menanam pohon di pekarangan rumah saya. Pohon pertama yang saya tanam adalah pohon jambu dan itu saya lakukan beberapa tahun yang lalu. Kini, pohon jambu saya sudah tumbuh besar dan buah jambu yang anda lihat di artikel ini adalah buah pertama saya. Rupanya, buah jambu pertama saya memikat hati keluarga saya untuk mencontoh saya menanam pohon. Kini tidak hanya saya saja yang bersemangat menanam pohon, tetapi kakak dan orang tua sayapun selalu turut serta melakukan aksi penghijauan. Sampai saat ini, sudah lumayan banyak pohon yang sedang tumbuh dipekarangan rumah saya, seperti nangka, mangga dan sawo. Dan tidak hanya dipekarangan saja, teras rumahpun saya penuhi dengan tanaman-tanaman sehingga terlihat lebih hijau. Semoga hal tersebut dapat memikat hati tetangga saya juga agar ikut melakukan aksi penghijauan di rumahnya masing-masing. Setelah dilingkungan rumah, aksi penghijauan saya lakukan di sekolah. Saya menghiasi kelas saya dengan tanaman-tanaman. Sayapun mengajak teman-teman untuk berpartisipasi. Alhasil, semester lalu kelas saya menduduki juara tiga sebagai kelas dengan criteria 5K yang didalamnya mencakup keindahan karena terdapat banyak tanaman. Tahun lalupun saya berpartisipasi dalam acara penanaman 1000 pohon yang diselenggarakan oleh pramuka SMAN 1 Cililin untuk menghijaukan kembali wilayah Cililin dan hutan lindung disana yang kini mulai rusak dan tiada seindah dulu. Hal itu saya lakukan untuk semata-mata karena saya sangat menyayangi Cililin yang indah ini. Dan beberapa waktu lalu, saya kebetulan mengikuti lomba mading yang diselenggarakan oleh salah satu universitas di Bandung. Konsep dari madding yang diperlombakan adalah mangenai tata letak kota. Tetapi di mading itu saya menambahkan unsure-unsur penghijauan sehingga terlihat jelas bahwa tema mading tata kota saya adalah Go Green. Hal itu saya lakukan karena saya ingin menyampaikan kepada masyarakat banyak bahwa inilah saatnya untuk menyelamatkan lingkungan dan bumi tercinta ini. Melalui artikel-artikel dalam mading saya, saya ingin membukakan mata masyarakat bahwa tidak ada alasan untuk menanam dan tidak ada kata sulit untuk menghijaukan lingkungan. Memang, semua tindakan yang saya lakukan tadi hanyalah tindakan-tindakan kecil yang tidak dapat berpengaruh besar, tetapi saya berharap semua itu dapat berarti, terutama bagi lingkungan dan bumi yang saya cintai ini.Tentunya Allah Swt. Menciptakan bumi yang indah ini dengan senang hati agar kita bisa hidup sejahtera dengan memanfaatkan segala yang telah Dia sediakan di dalamnya. Jika kita membalas-Nya dengan merusaknya dan tidak menjaga pemberian-Nya yang Agung ini, maka ibaratlah air susu dibalas dengan air tuba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun