Salah satu takdir “terkejam” bagi negeri ini akan dipertaruhkan besok. Kenapa Aiy bilang “terkejam”? karena ternyata rakyat Indonesia terkena penyakit atau virus lupa ingatan/amnesia politik. Begitu banyaknya kader - kader partai – partai politik yang ingkar janji dan terjerumus dalam prilaku yang merusak negeri ini.
Melihat data partai terkorupsi yang dikeluarkan oleh KPK membuat Aiy miris, ternyata partai – partai politik tidak mampu menjaga para kadernya dari perbuatan korupsi. Tapi anehnya partai – partai ini dalam beberapa poling masih menjadi pilihan. Apakah masyarakat Indonesia sudah semakin lelah dan berfikir pragmatis? Tidak lagi berfikir jernih lalu mengambil langkah praktis?
Tidak heran jika sebagian orang mengambil sikap politik Golput, walau pun Golput ternyata malah tidak membawa kebaikan dan sikap politik apatis yang tidak mampu berfikir kritis. Menurut Aiy, di era komunikasi yang semakin terbuka, maka kita akan mampu melihat ada partai yang mampu memenuhi janjinya.
Aiy menolak lupa dengan partai – partai politik yang kadernya banyak terlibat korupsi. Menolak lupa dengan partai yang tidak memenuhi janji politiknya demi ambisi kekuasaan yang lebih tinggi. Menolak lupa dengan partai yang melanggar HAM dan tangannya berlumuran darah, menolak lupa dengan partai yang telah menjual aset bangsa lalu dengan mudahnya meminta maaf. Menolak lupa dengan hilangnya dua pulau milik bangsa ini. menolak lupa dengan banyaknya TKI yang dirampas kemerdekaan dan kehormatannya. Menolak lupa dengan SDA yang dirampas paksa dengan perjanjian – perjanjian.
Menolak lupa bagaimana partai – partai yang pernah memimpin negeri ini yang tidak mampu menyelesaikan persoalan mendasar bangsa ini. Yaitu kehormatan dan harga diri sebagai bangsa yang berdaulat. GOLKAR dimasa lalu membuat Aiy suka takut mendengarkan cerita – cerita yang ada. PDIP dengan tante Meganya yang pernah berkuasa pun gagal setelah menjadi impian jutaan rakyat yang mengharapkannya menjadi ratu adil.
Om Sby pun gagal, tidak mampu melakukan perubahan mendasar negeri ini. apakabar Freeport om? Apakabar dengan kemandirian sebagai bangsa yang berdaulat? Berdiri dan berdikari tanpa bergantung dengan negeri tetangga yang selalu mendikte arah kebijakan ekonomi dan politik negeri ini.
Aiy sungguh sedih melihat begitu banyaknya partai politik dan juga pemimpin – pemimpin politik di negeri ini ingkar janji dan melanggar sumpah setianya. Dengan mudahnya mereka terlena dengan ambisi pribadi, golongan dan partainya. Menjual bangsa ini demi syahwat kekuasaan semata.
Semoga Tuhan menjaga negeri ini, dan memberikan kekalahan kepada partai – partai yang ingkar janji dengan cara yang menyakitkan. Tersadar dan terbangunnya kesadaran memilih partai dan pemimpin yang adil dan mementingkan kepentingan bangsa di atas segala – galanya.
Besok Aiy hanya bisa mengantar Ayah dan Mamah ke TPS dekat rumah, dan berdoa agar partai yang sungguh – sungguh berjuang untuk bangsa dan negara ini menang dan memimpin negeri ini. Aamiin.
Untuk saat ini Aiy tidak ingin berdamai dengan masa lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H