Mohon tunggu...
Chuang Bali
Chuang Bali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang Biasa yang Bercita-cita Luar Biasa

Anggota klub JoJoBa (Jomblo-Jomblo Bahagia :D ) Pemilik toko daring serba ada Toko Ugahari di Tokopedia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memento Mori

4 Maret 2023   18:23 Diperbarui: 4 Maret 2023   18:27 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kematian adalah
peristiwa biasa.
Karena semua yang miliki
sifat mati, mati!

Saat pembuahan terjadi
unsur-unsur bertemu,
berpadu menjadi paduan.
Ketika kita mati,
unsur-unsur terurai,
berpisah menjadi pisahan.

Tatkala kita bernapas,
kita hirup udara dan napas pun masuk,
yang pada saatnya harus kita hembuskan dan
napas pun keluar.
Masuk, keluar.
Hidup, mati.
Temu, pisah.
Apa yang aneh?
Apa yang luar biasa?
Kematin itu biasa,
karena ia pasti.
Kematian mendatangi semua yang hidup.

Tetapi bila demikian halnya,
bila kematian itu biasa saja,
mengapa pada sebagian kisah
kematian diiringi tangis dan raungan
yang menyayat hati?
Banjir air mata dan dukacita?
Tanyamu.

Pada bait ini, kawan,
aku tak hendak menggurui atau
lancang karena berterus terang.
Percayalah, niatku tulus ingin berbagi
sudut pandang.
Raungan dan tangis,
juga banjir air mata
dan dukacita itu, kawan,
terjadi bukan karena seseorang
menangisi yang telah berangkat pergi.
Melainkan ia justru sedang
menangisi nasibnya sendiri,
karena kini ia atau mereka
tak lagi bisa jumpa dengan yang telah mati.
Karena kini ia atau mereka,
"terpaksa" menyadari bahwa cepat atau lambat,
kita semua pasti mati!

Chuang 040323

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun