Percayakah Anda bila dikatakan pikiran dari sebagian besar manusia cenderung lebih mudah jatuh ke pemikiran-pemikiran salah, tidak bermanfaat, rendah atau negatif dibandingkan membubung tinggi menciptakan pikiran-pikiran yang harmonis, damai, bajik, dan bermanfaat?
Kalau saya yang ditanya, saya akan jawab: tidak percaya!
Lho, kok gitu?
Ya, saya tidak percaya, karena saya sudah membuktikan sendiri bahwa pernyataan itu benar adanya sehingga percaya atau tidak percaya menjadi tak relevan lagi di sini.
Anda pun bisa membuktikan sendiri, Anda tidak perlu percaya dulu. Coba ingat-ingat ketika Anda berada dalam situasi yang menjengkelkan, pikiran apa yang paling pertama terlintas di benak Anda saat menilai situasi itu?Â
Sangat besar kemungkinan bahwa pikiran negatif modus "mencari kambing hitam" adalah jenis pikiran pertama yang terlintas, terlepas pada momen berikutnya Anda sadar dan cepat-cepat menepis pikiran negatif itu. Selalu begitu ceritanya, kita lebih cepat dan mudah mencari oknum sebagai penyebab ketidaknyamanan kita ketimbang introspeksi atau menerima kenyataan dengan lapang dada.
Tidak apa-apa, kok. Sangat manusiawi bahwa kita sebagai makhluk-makhluk yang belum melatih otot-otot batin ini mudah jatuh dan membiarkan pemikiran salah muncul dan merajalela, yang pada gilirannya kadang-kadang bahkan sampai menjadi ucapan atau perbuatan salah dan berujung pada penyesalan. Tapi kondisi tersebut juga tidak selamanya harus kita alami, perubahan harus dilakukan demi masa depan yang lebih cerah, ceria, bahagia, dan penuh keberlimpahan.
Caranya?
Pertama, harus disadari dulu dan dicamkan sungguh-sungguh bahwa pemikiran-pemikiran tidak baik yang biasa muncul itu memiliki bahaya-bahaya dan kerugian yang terutama akan menimpa diri  kita sendiri dulu. Karena pikiran adalah pelopor maka pikiran yang tidak baik akan menuntun ke ucapan dan atau perbuatan yang tidak baik pula. Dan ketika ucapan atau perbuatan kita tidak baik, kesengsaraanlah yang akan mengikuti kita dari hari ke hari.
Kata si cadel: Lu gilaaa...hh...!
Kedua, kita lawan kebiasaan yang mudah jatuh ke pemikiran negatif itu dnengan melakukan serangan balik berupa gelombang demi gelombang pikiran-pikiran baik.Â