Kesepian dan kesendirian memiliki makna sekaligus memberi implikasi yang berbeda pula pada diri yang mengalaminya. Dalam rasa kesepian ada rasa penolakan, sementara dalam kesendirian ada rasa kesadaran dan kerelaan. Mereka yang menderita kesepian merasakan duka karena tak bisa menerima keadaan kesendirian mereka, menganggap kesendirian itu sebagai aib, hal yang tak lazim, yang menyiksa.Â
Sementara mereka yang sengaja memilih menyepi mengalami keadaan kesendiriannya dengan penuh sadar dan penerimaan, untuk mengolah batin menumbuhkembangkan benih kedamaian yang telah ada di dalam diri ini.Â
Dan lalu, saat pohon kedamaian itu tumbuh dengan subur tinggi menjulang, dahan-dahannya dipenuhi oleh buah-buah manis yang mereka bagi-bagikan kepada siapa pun: mereka, orang-orang aneh itu, menjadi pelita pembawa damai bagi dunia.
Kesepian dapat diderita saat berada di tengah-tengah keramaian, karena batin yang tak terlatih selalu bergejolak dan sulit merasa puas, selalu menuntut ini itu yang pada akhirnya menambah lagi rasa kekurangan. Sementara kesendirian tak merasa kesepian meskipun pelakunya berada nun jauh di tengah hutan rimba.Â
Karena dalam kesendirian meditatif, praktisinya hadir segenap jiwa raga bersama momen kini yang mengalir tanpa putus. Pada kehadiran seutuhnya bersama momen kini itu, kita mampu mengenali diri kita.Â
Dan manakala kita mampu memahami diri ini, kita tak akan pernah kesepian di mana dan ke mana pun kita pergi.
140616
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H