Kami masih saling mengikuti account social media satu sama lain, namun ia benar-benar menunjukkan rasa tidak bersalah dengan cara memamerkan kegiatan hura-huranya.Â
Hampir 1 tahun berlalu dan ia benar-benar tidak menghiraukan setiap pesan yang saya kirim untuk menagih utang tersebut.Â
Kesal? Tentu saja. Namun ada sedikit rasa "kasihan" padanya karena bertingkah dan memiliki sifat seperti itu. Saya hanya bisa tertawa kecil sambil mengelus dada jika mengingat hal ini kembali.Â
Dari kejadian ini saya banyak mendapat pelajaran penting.Â
Terkadang, demi menjaga hubungan, kita jadi sungkan menagih utang. Tanpa disadari, hal tersebut malah membuat hubungan dan interaksi ke teman menjadi tidak nyaman.Â
Saat diawal ingin meminjamkan uang, sebisa mungkin lakukan percakapan terbuka dan jujur untuk mendiskusikan masalah-masalah yang akan timbul dari pinjaman. Seringkali, masalah yang terkait dengan pinjaman ini dapat diselesaikan dengan cepat apabila dilakukan dengan percakapan yang jujur dari hati ke hati.Â
Mungkin ada beberapa dari kita yang sedang menunggu uangnya untuk dikembalikan oleh sang terutang. Kita bisa sama-sama belajar dan menjadikan kejadian ini sebagai sebuah pengalaman. Oleh sebab itu, jika memang sudah melewati tenggat waktu pelunasan utang atau merasa perlu, tagihlah dengan sopan.Â
Bagi yang sedang berutang, segeralah mengembalikan sesuatu yang bukan lagi milikmu.Â
Jakarta, 2019.
Christie Stephanie Kalangie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H