Aroma dendam bakal mewarnai pertemuan Argentina VS Chile pada partai final copa America Centenario 2016, pertemuan ulangan final Copa America 2015 dimana Argentina harus menyerah pada La Roja dalam partai final yang harus diakhiri melalui adu penalti, sebenarnya Argentina telah menuntaskan dendamnya dengan menekuk La Roja 2-1 pada partai pembuka penyisihan grup, namun itu tentunya belum menuntaskan kesumat yang mesti dituntaskan dengan keberhasilan memboyong gelar juara di final nanti. Bagi Chile pun ini tentunya akan merupakan ajang pembuktian bagi mereka bahwa gelar juara yang mereka rengkuh di 2015 lalu bukan karena ”jago” kandang, tapi mereka memang pantas menjadi kampiun Copa America, sekaligus menuntaskan dendam dipecundangi pada pertemuan di penyisihan grup.
Secara kualitas kedua tim sama sama kuat, keduanya memiliki pemain pemain yang berkualitas dan bermain di klub klub besar eropa, hanya saja tidak bisa dipungkiri ada sedikit nilai plus yang dimiliki oleh tim tango yakni adanya sang messiah Lionel Messi, pemain ini akan menjadi kunci dalam pertandingan ini, jika Chile bisa meredam kelincahan dan pergerakannya maka Chile punya peluang untuk mempertahankan gelar juara, namun jika tidak maka tim Tango lah yang akan berpesta.
Sejak babak babak awal penyisihan grup, dipertemuan pertama kedua kesebelasan, dimana Argentina tampil tanpa sang kapten Messi, sangat terlihat kekurangan tim Tango dalam hal saling pengertian antar pemain, sepertinya mereka belum benar benar saling memahami, sangat sering terlihat kekurangpaduan di antara mereka baik itu di lini depan maupun di lini belakang, hanya saja kekurangan ini masih mampu ditutupi dengan kemampuan individu para pemain pemain Argentina, namun secara perlahan kekurangan tersebut sudah dapat ditutupi oleh mereka apalagi dengan tampilnya Lionel Messi, pertahanan mereka yang agak kendor dan sedikit rapuh adalah titik lemah tim Tango mereka lebih banyak mengadopsi prinsip pertahanan terbaik adalah penyerangan, Untung saja penampilan Sergio Romero dibawah mistar gawang cukup baik dalam mengantisipasi datangnya bola bola yang dapat membahayakan gawang.
Gabriel Mercado, Nicolas Otamendi, Marcos Rojo dan Javier Mascherano lebih cenderung agresif dalam penyerangan sehingga terkadang sedikit terlambat dalam mengkordinasi lini belakang dalam menghadapi serangan balik, hal tersebut sangat terasa di empat pertandingan awal mereka termasuk ketika menang 4-1 atas Venezuela di perempat final, namun kualitas Argentina yang asli sudah terlihat pada partai semifinal melawan USA, lini belakang mereka begitu solid menghalau serangan, Otamendi yang selama beberapa pertandingan agak kurang baik dalam bertahan telah tampil cukup lugas baik dalam bertahan maupun membantu penyerangan.
Cederanya Angel Di Maria dan Ezequiel Lavezzi tidak begitu mengkhawatirkan Argentina, mereka masih memiliki stok pemain pengganti yang mempunyai kualitas yang sama baiknya yakni Erik Lamela dan Nicolas Gaitan, untuk bersama sama dengan Higuain menanti assist assist manis dari Messi untuk mengkonversinya menjadi gol, satu lagi kunci kehebatan Messi yakni bersedia mengganti peran dari target man menjadi “pelayan” bagi rekan rekannya, rekor pribadi baginya sudah tidak penting lagi semua pasti akan datang dengan sendirinya, baginya kemenangan tim adalah hal yang utama.
Bagaimana dengan La Roja ?. Secara tim mereka tetap memiliki kans yang sama dengan Argentina untuk memenangi duel final ini, hanya saja dari cacatan pertemuan awal menghadapi Argentina yang tampil dengan formasi “lapis” keduanya yang masih belum padu betul, Chile sudah dibuat kewalahan padahal mereka tampil dengan tim inti mereka, kunci dari kekuatan La Roja ada pada Alexis Sanchez dan Eduardo Vargas mereka begitu liat, liar dan lihai membuka pertahanan lawan apalagi mereka di back up oleh gelandang gelandang berkualitas seperti Edson Fuch dan Arturo Vidal yang begitu cekatan mengisi tempat tempat kosong untuk memaksimalkan peluang menjadi gol. Semoga Arturo Vidal sudah pulih dari cederanya sehingga bisa tampil penuh di final nanti, sebab jika tidak akan sangat sulit bagi mereka menghadang Argentina.
Lini belakang La Roja harus bekerja keras menghadapi kecepatan dan aksi individu tim Tango, Jose Fuenzalida, Gary Medel, Gonzalo Jara, Jean Beausejour tidak boleh lengah dan jangan memberi ruang dan kesempatan bagi pemain pemain tim Tango seperti yang mereka tampilkan ketika menghadapi Kolombia di semifinal lalu, penyerang penyerang Argentina sudah “matang”, Juan Pizzi harus mengingatkan pemainnya bahwa Argentina bukan seperti Kolombia. Apalagi di bawah Mistar gawang Claudio Bravo agak menurun penampilannya tidak seperti saat membela Barcelona di laliga.
Inilah partai final ideal yang menggambarkan peta kekuatan sepakbola di benua America saat ini, Dimana tim unggulan seperti Brazil dan juga Uruguay harus angkat koper lebih awal, karena memang tidak menampilkan bentuk permainan terbaik mereka. Argentina maupun Chile memang pantas untuk tampil di final ini, mereka telah menunjukkan permainan yang atraktif penuh determinasi yang begitu mengasikkan, sehingga kualitas partai final Copa America 2016 nanti akan sangat mengasikkan dan memuaskan untuk ditonton.
Di atas kertas Argentina sedikit lebih ”diunggulkan”, namun di atas lapangan hasil bisa berbeda karena ini adalah partai puncak segalanya dipertaruhkan untuk meraih kemenangan atau tidak sama sekali. Jangan lewatkan keseruannya tonton terus di Kompas TV.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H