Laga puncak Copa America 2015telah dituntaskan oleh Tuan rumah Chile dengan kemenangan adu penalty, dengan skor 4-1. Jalannya pertandingan sendiri meski secara hasil terlihat ketat, harus dilalui dengan perpanjangan waktu 2 x 15 menit dengan skor tetap kacamata, 0 – 0, sepanjang pertandingan kedua kesebelasan terus saja mandul, meski Chile menguasai jalannya pertandingan, namun nampaknya fokus pada pertahanan, padahal Argentina sendiri tampil begitu melempem, tanpa determinasi, partai Final copa America paling standar, atau bahkan paling membosankan yang pernah ada, entah mengapa Argentina tampil begitu kikuk, hampir semua pemainnya tampil dibawah form, hanya Zabaleta dan Lavezzi yang sedikit tampil lumayan, bahkan sang kapten Messi pun kehilangan sentuhan-sentuhannya, sebaliknya dengan tuan rumah Chile, mereka tampil begitu luar biasa, pergerakan dan penetrasi serta pressing-pressing yang mereka peragakan sangat membuat kerepotan pemain lawan.
Pelatih Jorge Sampaoli sukses menerapkan strateginya. Bermain cepat, para pemain tidak berlama-lama memainkan bola, satu dua sentuhan bola langsung segera dialirkan ke pemain lainnya yang selalu melakukan pergerakan membuka ruang. Perbedaan mencolok dan pastilah sangat menjengkelkan bagi penggemar Argentina, pelatih Gerardo Martino sepertinya minim kreasi dalam mengatur strategi permainan dan kemampuan memotivasi para pemainnya, Leo Messi dan kawan-kawan tidak seperti biasanya bermain cepat, mereka selalu saja berlama-lama dengan bola, seakan kesulitan mencari kawan untuk mengalirkan bola, sementara pemain lawan begitu cepatnya melakukan penetrasi dan pressing sehingga bola berhasil direbut, gangguan-gangguan kecil saja sudah membuat pemain Argentina panik sehingga sangat mudah kehilangan bola, dan anehnya pola permainan seperti ini terus dilakukan oleh pemain Argentina, terus memaksakan mendribel bola, mengadu kecepatan dengan pemain lawan yang jelas rata-rata selalu lebih cepat, sementara mereka Argentina nggak “nyadar” dengan penampilan “kekura-kuraan” mereka, yang begitu lambatnya baik dalam reaksi maupun kecepatan berlari. Aguero tampil jauh dibawah form, ia seakan begitu malas mencari bola hanya menunggu suplai bola yang begitu jarangnya dapat diberikan oleh kawan-kawannya, Angel Di Maria korban pertama keegoisan bermain individual dan memaksakan bermain adu cepat dengan pemain lawan kengotatannya harus ia bayar dengan cedera, untung saja Lavezzi yang masuk sebagai pengganti tampil cukup baik, Masuknya Higuain mengganti kan Aguero, sebenarnya tidak perlu-perlu amat, karena sebenarnya masih ada pemain yang lebih layak untuk ditari keluar, seperti Rojo yang sepanjang pertandingan kerap sekali melakukan kesalahan-kesalahan, begitu juga Pastore, yang meski akhirnya jugaditarik keluar, namun sangat “mengenaskan” kok yang dimasukkan sebagai penggantinya adalah Ever Banega, kenapa bukan Carlos Tevez. Ada dua catatan momen paling krusial bagi Argentina yang pertama adalah peluang emas di injured time umpan silang Lavezzi sayang sekali tidak mampu dikonversi menjadi gol oleh Higuain yang sepersekian detik terlambat mencocor bola. Momen kedua adalah Blunder “konyol” Mascherano yang meleset menyapu bola, yang langsung dikuasai oleh Alexis Sanchez, yang untung saja tendangan derasnya tipis di atas mistar gawang Romero.
Chile memang pantas menjadi juara di perhelatan Copa America kali ini, mereka bermain cukup baik, dan Argentina jika mengacu pada pertandingan ini , memang pantas pulang dengan kekecewaan dan dengan sebuah pr mencari pelatih terbaik yang bisa mensinergikan bakat dan kemampuan pemain-pemain Argentina yang cukup mumpuni.
Cile: 1-Claudio Bravo; 4-Mauricio Isla, 5-Francisco Silva, 17-Gary Medel, 15-Jean Beausejour, 20-Charles Aranguiz, 21-Marcelo Diaz, 8-Arturo Vidal, 10-Jorge Valdivia (Mati Fernández 75); 7-Alexis Sánchez, 11-Eduardo Vargas (Ángelo Henríquez 95)
Pelatih: Jorge Sampaoli
Argentina: 1-Sergio Romero; 4-Pablo Zabaleta, 15-Martin Demichelis, 17-Nicolas Otamendi, 16-Marcos Rojo; 6-Lucas Biglia, 14-Javier Mascherano, 21-Javier Pastore (Ever Banega 81);10-Lionel Messi, 7-Angel Di Maria (Ezequiel Lavezzi 29), 11-Sergio Aguero (Gonzalo Higuaín 74)
Pelatih: Gerardo Martino
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H