Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Bekuk Zverev, Carlos Alcaraz Juara French Open 2024

10 Juni 2024   16:20 Diperbarui: 10 Juni 2024   16:26 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Alcaraz meluapkan kegembiraan usai membekuk Zverev (Guardian) 

Zverev sepertinya mendapatkan second wind. Unggulan keempat asal Jerman ini bangkit memenangkan servisnya di game delapan, Ia kemudian mematahkan servis Alcaraz di game sembilan, dan memenangkan servisnya sendiri dengan love game di game sepuluh.

Zverev akhirnya membalikkan keadaan dengan berhasil mematahkan servis Alcaraz di game kesebelas dan memenangkan game servisnya setelah melewati tiga kali deuce. Zverev menutup set ketiga 7-5, tinggal satu set lagi untuk raihan gelar Grand Slam perdananya.

Tetapi, Alcaraz sepertinya tidak mau menyerah begitu saja tanpa perlawanan. Justru penampilan antiklimaks yang ditunjukkan oleh Zverev, Alcaraz langsung tampil menggebu dan memimpin 4-0, setelah mematahkan servis Zverev di game kedua dan empat. Bahkan di game keempat ini, Zverev sempat marah atas putusan umpire yang jelas benar dan ini mengundang cemoohan penonton.

Meski demikian Zverev masih bisa mematahkan servis Alcaraz untuk memperkecil ketinggalannya menjadi 4-1. Tetapi setelah itu Zverev harus mengambil waktu istirahat medis untuk menjalani perawatan karena kram yang dirasakannya.

Zverev yang sebelumnya telah memenangkan 10 dari 11 pertandingan dalam lima set di Roland Garros, ternyata tidak mampu melanjutkan momentum terbaiknya, Ia tertinggal 1-2 usai servisnya dipatahkan Alcaraz di game ketiga set kelima.

Berusaha keras membalas break point di game keempat, Zverev leading 0-40. Namun Alcaraz bertahan, Alcaraz terlihat melakukan double fault di peluang break point kedua, namun umpire menolak seruan hakim garis, meskipun Zverev memprotes dengan marah, sebelum tayangan ulang menunjukkan bahwa pukulan Zverev keluar.

Berhasil memaksakan deuce dan akhirnya Alcaraz terus bertahan dan memenangkan game tersebut yang menjadi momen penting kebangkitan Alcaraz dalam pertandingan tersebut.

Zverev akhirnya harus melupakan gelar Grand Slam pertamanya setelah di game ketujuh Alcaraz berhasil kembali melakukan break point dengan love game untuk memimpin 5-2. Alcaraz pun menutup kemenangan bersejarahnya dengan pukulan forehand yang keras yang tak mampu diantisipasi oleh Zverev, 6-2.

Alcaraz yang sebelum final mengatakan ingin bergabung dengan daftar pemain putra Spanyol, termasuk idolanya Rafael Nadal untuk memenangkan gelar di Roland Garros, dan dia merayakan menjadi petenis Spanyol kedelapan yang juara setelah (Rafael) Nadal, (Juan Carlos) Ferrero, (Carlos) Moya, (Albert) Costa, (Sergi) Bruguera, (Andres) Gimeno, dan (Manuel) Santana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun