Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kalahkan Paolini, Iga Swiatek Kukuhkan Diri sebagai Ratu French Open

9 Juni 2024   00:09 Diperbarui: 9 Juni 2024   00:10 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai final tunggal putri di French Open 2024, mempertemukan juara bertahan dan favorit utama turnamen, petenis Polandia Iga Swiatek (23) menghadapi petenis peringkat 15 dunia asal Italia Jasmine Paolini (28).

Dan seperti yang sudah diduga sebelumnya  petenis nomor satu dunia Iga Swiatek berhasil meraih gelar ketiga berturut-turut di Roland Garros dengan kemenangan 6-2, 6-1 atas Jasmine Paolini (28). Swiatek sekarang memiliki total empat mahkota Prancis Terbuka (2020, 2022, 2023, dan 2024 serta satu mahkota juara US Open (2022).

Dominasi Iga Swiatek di Prancis Terbuka masih sulit untuk dibendung. Jika Nadal adalah "raja Prancis Terbuka" maka Swiatek adalah Ratunya. Petenis Italia unggulan ke-12 turnamen dibuat tak berdaya dalam dua set langsung dalam durasi 110 menit permainan.

Iga Swiatek tidak perlu bekerja keras untuk mengalahkan Jasmine Paolini 6-2, 6-1 untuk merebut mahkota keempatnya di Roland Garros dalam lima tahun terakhir. Swiatek hanya gagal di 2021, kalah dari petenis Yunani, Maria Sakkari di babak perempatfinal.

Bersama dengan Justine Henin (Belgia), Chris Evert Lloyd (USA), Steffi Graf (Jerman), Swiatek menjadi wanita ke-empat di era terbuka yang mengangkat Coupe Suzanne Lenglen sebanyak empat kali. Dan Swiatek menjadi orang ketiga yang memenangkan turnamen tersebut tiga kali berturut-turut  setelah Justine Henin (2005-2007) dan Monica Seles (Yugoslavia/USA) tahun 1990-1992.

Tampil di French Open dengan modal 20 kemenangan beruntun di Paris, dan memenangi 18 pertandingan berturut-turut tahun ini setelah gelar di Madrid dan Roma, Swiatek tak terbendung, memenangkan pertandingannya dengan dua set, kecuali saat berhadapan dengan Naomi Osaka yang harus dilalui Swiatek dengan berat dan ketat dalam duel 3 set dengan durasi 3 jam 7-6(1), 1-6, 7-5.

Set pertama final, seperti yang diperkirakan sebagian besar penonton yang memadati Court Philippe-Chatrier, Petenis Polandia ini hanya butuh waktu 35 menit untuk menuntaskan perlawanan Paolini. Meski sempat dikejutkan dengan kesuksesan Paolini melakukan break point di game ketiga yang membuat Iga tertinggal 1-2.

Namun, hanya sampai disitu, petenis peringkat 1 WTA ini kemudian mendominasi pertandingan selanjutnya dan merebut semua game yang tersisa. Keberhasilan Paolini melakukan break point memicu balasan keras dari Swiatek, yang membalas melakukan tiga kali break point.

Swiatek memaksa lawannya terus-menerus berlarian di sekitar lapangan dan akhirnya melakukan kesalahan. Swiatek memegang kendali, Paolini tampak kesulitan membendung ketika unggulan teratas itu menunjukkan kepercayaan diri dan mengendalikan reli-reli di set pertama.

Di set kedua, Iga Swiatek langsung mengambil kendali permainan, meski Paolini berupaya keras untuk mengimbangi tetapi Swiatek sudah tidak bisa ditahan. Swiatek yang merupakan petenis putri termuda yang menjuarai French Open saat ia memenangkan mahkota pertamanya di Roland Garros pada 2020, langsung memimpin 5-0, setelah melakukan break point pada game 2 dan 4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun