Perjuangan Rafael Nadal di Wimbledon 2022 masih berlanjut usai melewati hadangan dari petenis peringkat 106 dunia asal Lithuania, Ricardas Berankis di babak kedua.Â
Namun, perjuangan petenis old crack yang diunggulkan di tempat kedua Wimbledon tahun ini sepertinya akan berjalan berat, melihat dari penampilan Nadal yang sepertinya mulai kehilangan power di dua laga awal yang telah dilaluinya.
Di babak pertama, Nadal meraih kemenangan yang sesungguhnya tidak begitu mudah atas petenis Argentina Francisco Cerundolo. Nadal yang kini berperingkat 4 dunia harus berjuang keras dari ketertinggalan 2-4 pada set keempat setelah di set ketiga Nadal kalah 3-6, beruntung dengan modal ketenangan dan kematangannya Nadal bisa merebut empat game berturut-turut untuk meraih kemenangan 6-4, 6-3, 3-6, dan  6-4 atas petenis berperingkat 41 dunia asal Argentina tersebut.
Begitupun saat di putaran kedua, menghadapi petenis veteran Lithuania Ricardas Berankis, Rafael Nadal dibuat harus bekerja ekstra keras untuk merebut kemenangannya dalam laga yang sempat tertunda selama sejam akibat turunnya hujan saat pertandingan memasuki  set keempat dalam keunggulan 3-0 untuk Nadal.
Dalam laga melawan Berankis, kita tidak melihat penampilan Nadal sebagaimana biasanya. Nadal terlihat sepertinya kehabisan power, pukulan-pukulan groundstroke bertenaga yang selama ini menjadi senjata andalannya begitu jarang terlihat, begitu juga dengan pukulan backhand dua tangan yang full power sangat jarang terlihat, Nadal justru lebih banyak melepaskan pukulan backhand slice yang sangat mudah diantisipasi dan dijinakkan oleh Berankis.
Beruntung, Nadal banyak tertolong oleh buruknya return serve dari Berankis, di pertandingan ini Nadal sukses membukukan 13 ace, dan Berankis sendiri banyak melakukan kesalahan dalam menerima serve Nadal, Berankis hanya dapat meraih 38 poin dari 119 servis yang dilakukan Nadal (32%).
Sementara itu, Nadal banyak kehilangan poin dari kesalahan sendiri, tercatat Nadal melakukan 39 kali unforced errors dibanding lawannya yang melakukan 35 unforced errors. Nadal juga hanya berhasil menyelesaikan 4 kali break points dari 16 kesempatan yang dimilikinya.
Kunci dari keberadaan Nadal di lapangan adalah ketenangannya serta kematangannya yang mampu keluar dari tekanan di saat-saat yang kritis, dengan pengalaman 17 tahun bermain di level pro menjadi modal penting bagi Nadal untuk mengatasi kendala usia dan juga cedera yang menghantui.
Pada usia 36 tahun dan telah merebut mahkota gelar Grand Slam sebanyak 22 gelar yang menjadikannya petenis pertama dan satu-satunya yang bisa melakukan itu, baik di era sebelumnya maupun di era terbuka saat ini.Â
Nadal menjalani beberapa sesi penyembuhan dalam upaya memerangi sindrom Muller-Weiss, displasia tarsal navicular yang dideritanya sejak 2005 di kaki kirinya yang hampir saja membuat Nadal memutuskan pensiun dari dunia Tenis, beruntunglah ia masih kembali bermain di awal tahun ini dan tidak tanggung-tanggung sukses meraih dua gelar Grand Slam.