Tragedi memilukan kembali mewarnai sepak bola tanah air. Di mana dua orang suporter sepak bola pendukung tim Persib Bandung atau yang dikenal dengan nama Bobotoh harus kehilangan nyawa saat akan menyaksikan pertandingan Piala Presiden 2022 di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat, 17/6 2022.
Setelah hampir tiga tahun terakhir ini pertandingan sepak bola baik dalam kompetisi resmi maupun persahabatan digelar secara tertutup tanpa penonton, akibat adanya pandemi Covid-19. Kerinduan para penggemar sepak bola tanah air untuk menyaksikan pertandingan secara langsung sepertinya sudah tak tertahankan.
Euforia suporter yang kembali bisa merasakan atmosfer menonton pertandingan secara langsung di stadion begitu menggebu, namun sayangnya hal ini tidak diantisipasi dengan baik oleh suporter itu sendiri dan juga oleh pihak penyelenggara termasuk pihak keamanan.
Meski hanya merupakan turnamen antara atau pemanasan menjelang kompetisi resmi liga, namun bagi suporter itu tidaklah berbeda, atmosfernya dan euforianya tetaplah sama, apalagi dalam pertandingan yang melibatkan dua kesebelasan yang memiliki aroma persaingan sebagai musuh bebubuyutan, seperti misalnya antara Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.
Jatuhnya korban jiwa dalam dunia sepak bola Indonesia, bukanlah hal yang baru. Menurut data dari Save Our Soccer (SOS), sebagaimana dikutip dari Sindonews.com. Setidaknya ada 76 suporter meninggal dunia selama periode 1995 hingga 2018 karena berbagai sebab. Mulai dari terhimpit dan terjatuh di stadion, kecelakaan di jalan raya, hingga dikeroyok warga dan suporter lawan.
Secara tradisional terdapat beberapa tim yang memiliki suporter yang bisa digolongkan sebagai suporter "Ultras", mereka antara lain Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Arema Malang, Persija Jakarta, PSM Makassar, PSIS Semarang dan juga PSMS Medan.
Perhatian 'lebih' harus diberikan jika pertandingan mempertemukan antara kesebelasan-kesebelasan di atas tersebut. Sebut saja Persib vs Persija, Persib vs Persebaya, Persebaya vs Arema, PSM vs Persija ataupun PSM vs PSMS Medan.
Perseteruan antar suporter dari tim-tim yang disebutkan di atas sepertinya sudah mendarah daging, saking kerasnya perseteruan itu, bahkan tidak jarang terjadi penghadangan ataupun penyerangan terhadap rombongan suporter yang melintas di daerah lawan. Seperti kasus penyeraangan kereta api yang memuat suporter Persebaya yang melewati wilayah suporter Persib ataupun PSIS Semarang.
Perseteruan yang diwarnai dengan euforia kebablasan sudah sering kita saksikan dan menyebabkan begitu banyak kerugian, baik itu berupa korban jiwa maupun korban materi, bukan saja bagi para suporter itu tetapi juga bagi masyarakat umum (perusakan dan penjarahan) dan juga fasilitas milik pemerintah.